"Indonesia memiliki potensi menjadi negara dengan industri kreatif yang diperhitungkan dunia," kata Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hipmi Ariful Y Hidayat atau yang biasa disapa Erik Hidayat di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan dengan melihat besarnya potensi Indonesia untuk menjadi pemimpin di sektor industri kreatif dunia, Hipmi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut dengan membuat wadah pergerakan bagi industri kreatif Indonesia bernama HIPRO.
"Dalam mencapai tujuan ini tentu saja HIPRO tidak dapat berjalan sendiri, perlu kerjasama dari semua pemangku kepentingan industri kreatif Indonesia. Saya optimis industri kreatif kita dapat menjadi yang terdepan di kancah internasional," ujar Erik di Hall Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut dia, sebagai debut pertamanya dalam kancah industri kreatif, HIPRO mengadakan kegiatan diskusi terbuka antar pemangku kepentingan industri kreatif dengan tema "Media, Industri Kreatif dan Nation Branding".
Tema acara ini dipilih mengingat media tidak hanya memiliki peran sentral dalam mewujudkan sosialisasi industri kreatif, namun dinilai mampu dalam membangun sebuah Nation Branding yang mengkomunikasikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif.
Acara itu diharapkan dapat menampung aspirasi berbagai pemangku kepentingan di bidang industri kreatif, yaitu dari pihak pemerintah, para pelaku industri kreatif, serta pihak media mengenai industri kreatif Indonesia saat ini.
Para pihak yang terlibat dalam diskusi ini antara lain Menparekraf Mari Elka Pangestu, pelaku industri kreatif dari berbagai bidang antara lain Riri Riza, Biyan Wanaatmaja, Yan Djuhana dan Mira Amahorseya, serta media-media yang tergabung dalam Serikat Perusahaan Pers (SPS).
Menurut Erik, acara itu sendiri merupakan awal dari rangkaian HIPFES, sebuah festival industri kreatif yang akan berlangsung pada bulan Maret 2014.
"Dengan tanggapan positif yang kami dapatkan dalam diskusi ini, kami optimis HIPFES 2014 akan menjadi tombak untuk industri kreatif Indonesia," kata Erik.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013