Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Umum (Perum) Damri akan menjual sekitar 11 aset perusahaan untuk mendanai program penataan struktur organisasi (restrukturisasi) di tubuh Perum Damri. Sebanyak 11 aset yang akan dilepas berupa tanah dan bangunan milik Perum Damri yang tidak produktif lagi. Aset tersebut berada di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Cirebon, Sukabumi, dan Purwakarta, kata Ketua Serikat Karyawan Damri Julianto di Jakarta, Selasa. Restrukturisasi organisasi Perum Damri merupakan jalan keluar dari sejumlah permasalahan yang dihadapi salah satu BUMN ini. Program restrukturisasi rencananya dilakukan bertahap mulai 2006-2008. Ia mengatakan penataan struktur organisasi harus segera dilakukan karena beberapa masalah tentang kesejahteraan karyawan harus segera diselesaikan. "Di antaranya pemberian hak-hak karyawan yang tertunda, seperti pemberian gaji dan pembayaran uang pensiun karyawan," katanya. Sebagai Ketua SK Damri, ia mendukung penjualan aset tersebut. "Bila hal itu dilakukan pihak manajemen demi kesejahteraan karyawan maka karyawan mendukung sepenuhnya langkah tersebut," katanya. Pemberian gaji yang tertunda dialami sejumlah karyawan di beberapa cabang perusahaan ini di daerah misalnya Solo, Semarang, dan Palembang. Seorang pengemudi bus Damri, Jono (49), mengaku hingga akhir Agustus belum menerima gaji Juli 2006. "Saya bisa memahami kondisi Perum Damri memang sulit membayar karyawan karena pemasukan dari setoran minim. Jadi lebih baik bersabar saja menunggu sampai dibayarkan," katanya. Jumlah karyawan Perum Damri saat ini sekitar 6.500 orang, terdiri dari 4.000 pengemudi, 700 karyawan mekanik, dan sisanya karyawan kantor. Jumlah total bus Damri sebanyak 1.700 unit, namun hanya 1.300 unit yang siap beroperasi. Sisanya tidak beroperasi karena usia bus sudah lebih dari 15 tahun dan memakan biaya perawatan yang besar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006