Havana (ANTARA News) - Perundingan perdamaian antara pemerintah Kolombia dan pemberontak kiri FARC akan dimulai lagi pada 28 November, setelah penundaan 10 hari, kata kedua pihak dalam sebuah pernyataan bersama, Senin.
Penundaan itu dilakukan agar kedua pihak bisa "menyaring visi, bertukar dokumen dan menganalisa aneka usulan yang diterima dari berbagai lapisan masyarakat", kata pernyataan itu, yang diterbitkan di situs pazfarc-ep.org, lapor AFP.
Perundingan itu seharusnya dimulai lagi Senin untuk membahas masalah ketiga dalam agenda pembicaraan -- perdagangan narkoba. FARC dituduh memperdagangkan obat terlarang itu untuk mendanai operasi mereka.
Pembicaraan itu juga seharusnya menandai peringatan tahun pertama peluncuran perundingan perdamaian pada 19 November 2012.
Selama setahun terakhir, pemerintah Presiden Juan Manuel Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melakukan perundingan perdamaian di Kuba dengan tujuan mengakhiri konflik terlama Amerika Latin itu.
Dari lima poin agenda, kedua pihak sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan -- reformasi tanah dan keikutsertaan kelompok pemberontak itu dalam politik jika mereka mengakiri perang yang telah berlangsung hampir 50 tahun. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti-rugi korban perang dan diakhirinya konflik.
FARC untuk pertama kali telah mengakui sebagian tanggung jawab atas pertumpahan darah puluhan tahun, yang mengisyaratkan perubahan berarti dalam sikap mereka karena selama ini kelompok itu tetap mengklaim bahwa anggota-anggotanya menjadi korban penindasan pemerintah.
Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober 2012 yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.
Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.
Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013