Wakil Menteri Keuangan Jepang untuk Urusan Internasional Masato Kanda melontarkan pernyataan tersebut setelah nilai tukar yen anjlok melewati level 153 per dolar AS dalam perdagangan mata uang pada Kamis pagi waktu setempat, pertama kalinya sejak Juni 1990, yang memicu spekulasi bahwa otoritas Jepang akan melakukan intervensi untuk menopang yen.
Kanda menggambarkan jatuhnya nilai tukar yen ini berlangsung "cepat", menyebut bahwa pergerakan kurs yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap perekonomian negara itu. Namun, Kanda tidak berkomentar apakah pergerakan 1 yen dalam sehari dianggap sebagai level berlebihan yang dapat memicu putaran baru intervensi pasar.
Otoritas Jepang menjual dolar AS dan membeli yen setelah dolar naik mendekati 152 yen pada Oktober 2022. Analis Jepang mengatakan tidak mengherankan bila intervensi valuta asing akan terjadi kapan saja ketika kini dolar telah tembus 153 yen.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024