Warganegara asing tersebut --dua dari Thailand dan tiga dari China-- adalah insinyur dan berada di dalam pabrik itu saat ledakan terjadi, kata Menteri Departemen Asuransi Tenaga Kerja di negara bagian tersebut Bijayshree Routray di Ibu Kota Negara Bagian itu, Bhubaneswar.
Ia menyatakan pemerintah tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi secara pasti jumlah orang yang tewas atau cedera dalam kecelakaan itu, sementara penyelidikan sedang berlangsung, kata Indo-Asian News Service.
Berita tersebut belum diabsahkan ke pejabat Konsulat atau Kedutaan Besar China di India.
"Sistem kerja di pabrik penuh dengan cacat. Keberadaan kelima orang asing itu, yang berada di dalam pabrik, tidak diketahui," kata Routray, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Ledakan tersebut terjadi pada Rabu (13/11) sekitar pukul 00.10 waktu setempat di tungku No. 2 Pabrik Bhushan Steel Ltd di Desa Narendrapur, sekitar 150 kilometer dari Ibu Kota Negara Bagian itu, Bhubaneswar.
Para pejabat pabrik tersebut sebelumnya menyatakan seorang pekerja tewas dan 15 orang lagi cedera dalam ledakan itu.
Jumlah pasti korban jiwa tak diketahui dan para petinggi serikat pekerja mengatakan 100 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Pemerintah negara bagian memulai penyelidikan bahwa perusahaan itu menyembunyikan keterangan mengenai jumlah korban tewas dan cedera, dan menangkap tiga pejabat senior perusahaan tersebut karena ceroboh.
Pekerja, pegiat serikat kerja dan politisi telah melancarkan protes di dekat pabrik itu selama berhari-hari. Mereka menuduh perusahaan tersebut dan pemerintah menyembunyikan informasi.
Beberapa perempuan menangis saat mereka mencari anggota keluarga mereka yang hilang setelah kecelakaan itu, kata media setempat.
Sedikitnya 98 orang di pabrik yang sama telah tewas dalam beberapa kecelakaan sejak 2005, kata beberapa pejabat.
(C003/A016)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013