Mataram (ANTARA) - Warga Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melaksanakan tradisi ziarah kubur setelah melaksanakan Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah, untuk mendoakan para leluhur agar selalu diberkahi Allah SWT, Rabu.
Di Tempat Pemakanan Umum (TPU) Karang Kelok, Kota Mataram terlihat ratusan orang silih berganti berziarah ke kubur orang tua, sanak saudara, dan para leluhur masing-masing.
Umumnya, peziarah datang ke tempat itu bersama keluarga seusai Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah, dengan membawa bunga rampai dan air.
Peziarah kemudian berdoa bersama dengan diakhiri menaburkan bunga rampai di atas makam serta menyiramkan air ke batu nisan serta makam yang dituju.
Abdul Rahim, salah seorang peziarah di TPU itu, mengatakan sebagian air yang disiram ke makam untuk mengusap muka dan kepala anggota keluarga yang hadir.
"Dengan niat agar mereka bisa meneladani kebaikan para leluhur mereka serta menjadi anak saleh dan salehah," katanya.
Baca juga: Ribuan umat Muslim Bali kembali pilih ziarah di hari Lebaran
Membasuh muka dan mengusap kepala dengan air yang dibawa peziarah menjadi bagian tradisi itu, karena air tersebut sebelumnya sudah dibacakan ayat-ayat Al Quran, dzikir, dan doa.
"Sehingga hal itu diyakini akan membawa kebaikan untuk kita dan anak cucu kita nanti," katanya.
Tradisi ziarah kubur juga dilakukan warga di TPU-TPU lainnya di Kota Mataram. Hal itu memberikan keuntungan pedagang bunga rampai dan penjual air bersih untuk ziarah.
Satu bungkus bunga rampai yang isinya seperempat kantong keresek kecil dijual dengan harga Rp5.000, sedangkan air bersih dengan menggunakan botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter dijual Rp2.500 per botol.
"Alhamdulillah, tradisi ziarah kubur setelah Idul Fitri memberikan berkah untuk kami pedagang rampai dan air bersih," kata Fatma, salah satu pedagang bunga rampai dan air bersih di TPU Karang Kelok.
Baca juga: Warga Muslim Kota Jayapura ziarah kubur saat Idul Fitri 1445 Hijriah
Baca juga: Umat Muslim di Timika ziarah ke TPU usai Shalat Id 1445 Hijriah
Baca juga: Usai shalat Id, warga padati TPU Pondok Ranggon
Pewarta: Nirkomala
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024