Jakarta (ANTARA) - Khatib Shalat Id di Masjid Jami' Matraman, Menteng, Jakarta Pusat, K.H. Abdurrazak mengemukakan bahwa Lebaran bukan sekadar tentang baju baru, tetapi mesti meningkatkan kualitas ketakwaan umat Islam.

"Sesungguhnya Lebaran yang kita rayakan hari ini, bukan ditandai dengan berpakaian serba baru, tetapi yang penting adalah peningkatan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia juga menyebutkan bahwa hal tersebut sesuai dengan ungkapan ulama atau ahli hikmah, yang artinya, "Bukanlah yang dimaksudkan dengan berlebaran, mereka yang berpakaian serba baru, akan tetapi mereka yang berlebaran, sesungguhnya mereka yang meningkat kualitas ketakwaannya pada Allah SWT."

Abdurrazak juga mengemukakan, selama satu bulan umat Muslim bisa mengambil pelajaran yang berarti, karena Ramadhan dipenuhi dengan latihan dan didikan dari Allah SWT.

"Pelajaran pertama, dengan Ramadhan, Allah SWT sedang mendidik kita menjadi hamba-hamba yang memahami jati dirinya, karena melalui ibadah shaum (puasa) maka sesungguhnya perintah Allah SWT telah dilaksanakan," ujar dia.

Pembelajaran kedua, lanjut dia, Ramadhan juga melatih umat Muslim agar menjadi hamba yang sabar.

Baca juga: Jusuf Kalla ajak Muslim lanjutkan ibadah yang baik usai Ramadhan

"Sabar melaksanakan kewajiban yang Allah perintahkan, sabar meninggalkan kemaksiatan, dan sabar dalam segala kondisi, karena setiap kita pasti dihadapkan pada permasalahan-permasalahan dalam hidup," tuturnya.
Jamaah saling bersalaman usai melaksanakan shalat Id di Masjid Jami' Matraman, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/4/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)


Kemudian, pembelajaran yang ketiga yakni Ramadhan mengajarkan umat Muslim untuk hidup yang seimbang.

"Bahwa hidup tidak hanya untuk hal-hal yang bersifat duniawi, akan tetapi bagaimana kita berorientasi untuk senantiasa berpikir demi akhirat," paparnya.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah atau Idul Fitri 2024 Masehi jatuh pada Rabu (10/4) setelah melalui sidang isbat yang digelar pada Selasa (9/4), sejak pukul 17.00 WIB sampai ditutup dengan penetapan 1 Syawal/Idul Fitri pada pukul 19.00 WIB.

Hal tersebut ditentukan berdasarkan ketinggian hilal yang berkisar antara 4 derajat 52,7 menit sampai 7 derajat 37,8 menit dan elongasi berkisar antara 8 derajat 23,68 sampai 10 derajat 12,94 menit.

Sedangkan menurut kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura atau MABIMS, angka tersebut telah memenuhi kriteria visibilitas hilal atau imkanu rukyat dengan tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi sebesar 6,4 derajat.

Baca juga: Masyarakat mulai berdatangan ke Istana Negara Jakarta
Baca juga: Ribuan warga ikuti Shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu Bandung

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024