"Jadi, coba diinventarisir aset-aset Pemprov Bali yang ada di Canggu, nanti dipilih dan dikomunikasikan dengan Pemerintah Provinsi Bali," kata Pastika saat mengadakan kunjungan ke Desa Canggu, Kabupaten Badung, Selasa.
Pastika dalam kunjungan tersebut diterima oleh Bandesa Adat Canggu I Wayan Suarsana, Direktur BUPDA (Baga Utsaha Padruwen Desa Adat) Canggu Ni Kadek Dwi Indah Paramita dan jajaran pengurus BUPDA.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu melihat perkembangan Canggu yang telah menjadi kampung turis (wisatawan) belakangan ini begitu hebat. Oleh karena itu harus terus dijaga agar berkesinambungan dan memberi kesejahteraan bagi warga.
Canggu terkenal dengan pantainya yang indah dan ombaknya yang besar sehingga disukai wisatawan untuk melakukan surfing dan juga telah menjadi surganya bagi digital nomad.
Pastika menceritakan saat masih menjabat Gubernur Bali juga pernah datang ke Canggu terkait dengan penataan dan pensertifikatan aset milik Pemprov Bali.
Baca juga: Anggota DPD dorong regulasi penggunaan produk herbal untuk pariwisata
"Di sini banyak aset provinsi. Kalau aset ini bisa diurus dan dikelola dengan baik maka provinsi akan sangat kaya. Saya waktu itu ingin pemprov bisa hidup dari pengelolaan aset-aset ini," ujar pria yang tak maju lagi sebagai anggota DPD itu.
Satu diantara sekian aset Pemprov Bali di Canggu berupa lahan persawahan dan gedung perkantoran yang juga langsung didatangi dalam kunjungan tersebut. Lahan itu sebelumnya akan dimanfaatkan menjadi Bali Organic Center dan juga sempat dimanfaatkan untuk pengolahan sampah.
Menurut dia, keberadaan sawah di Canggu penting untuk dijaga kelestariannya. Selain sebagai sumber pangan juga keberadaan sawah akan menjaga kelestarian alam. Sawah bisa menjadi salah satu destinasi yang menarik dan potensial bagi wisatawan.
Demikian pula ia mengingatkan pentingnya penanganan sampah yang selama ini masih menjadi masalah. Pastika meyakini jika sampah dikelola dengan teknologi yang tepat akan bisa ditangani dan menjadi sumber pendapatan yang besar serta mengangkat citra Canggu.
Sementara itu Ketua BUPDA Canggu Ni Kadek Dwi Indah Paramita mengatakan lembaga yang berdiri Agustus 2022 silam ini berhasil membukukan keuntungan hingga Rp1,9 miliar dari sejumlah unit usaha di antaranya pertokoan, kawasan pantai (pedagang acung, surfing, kios dan sebagainya.
Ke depan pihaknya juga berencana mengembangkan usaha penyedia kebutuhan untuk pariwisata dan membuat vila. Selain itu menambah usaha pengelolaan sampah.
Baca juga: Bali jadi tuan rumah Konferensi Pariwisata PBB pada Mei
Bandesa Adat Canggu I Wayan Suarsana mengatakan pihaknya terbentur lahan untuk mengolah sampah yang potensi ekonominya sangat besar. Banjar-banjar (dusun adat) yang ada di Desa Adat Canggu juga telah membentuk bank sampah.
"Bahkan ada pengusaha yang mau membantu pengolahan sampah dan menjadikan Canggu sebagai daerah percontohan. Namun kami terbentur lahan sehingga berharap agar bisa memanfaatkan lahan milik Pemerintah Provinsi Bali. Bahkan sebelumnya kami juga sudah menyampaikan permohonan langsung kepada Gubernur Bali Wayan Koster," ucapnya.
Sedangkan terkait usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Adat Canggu yang terdiri dari 7 banjar adat dengan 1200 KK saat ini memiliki aset sekitar Rp750 miliar dengan keuntungan Rp7 miliar per tahun.
"Kami merancang pendapatan desa adat bisa tembus Rp10 miliar per tahun sehingga suatu saat bisa beli aset untuk dikelola adat yang tujuannya dapat meningkatkan ekonomi warga," kata Suarsana.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024