Sentimen itu cenderung untuk sementara waktu

Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Jumat sore kembali terdepresiasi sebesar 76 poin terhadap dolar AS seiring dengan kembali khawatirnya pelaku pasar terhadap kinerja Neraca Perdagangan Indonesia (NPI).

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 76 poin menjadi Rp11.622 dibanding posisi sebelumnya (14/11) Rp11.546 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa masih adanya kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap kinerja neraca perdagangan Indonesia menahan rupiah untuk kembali berada di positif.

"Investor masih tetap cemas dengan berlanjutnya defisit neraca perdagangan, tingginya inflasi, dan perlambatan ekonomi Indonesia. Kondisi itu kembali menahan rupiah melanjutkan apresiasinya," kata dia.

Menurut dia, sentimen dari pernyataan Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen tadi malam yang mengindikasikan bahwa AS tidak akan tergesa-gesa memulai pengurangan stimulus keuangan cenderung mereda.

"Sentimen itu cenderung untuk sementara waktu," kata dia.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa peluang rupiah kembali menguat masih terbuka menyusul pertumbuhan ekonomi AS yang belum cukup kuat.

"Stimulus keuangan the Fed masih dapat mendorong rupiah menguat," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.561 dibanding sebelumnya (14/11) di posisi Rp11.546 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013