Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan yang masih terus berlanjut di wilayah Riau tidak hanya mengganggu jarak pandang, tetapi juga memedihkan mata dan menyesakkan nafas. "Asap sangat tebal selain bau juga pedihkan mata dan sesakkan nafas," ujar Irfan, seorang mahasiswa Politeknik Caltex Riau (PCR), di Pekanbaru, Selasa, yang ditemui di kampusnya. Ia mengeluhkan buruknya cuaca akibat asap yang telah menyebabkan kesehatannya terganggu, bahkan beberapa orang rekannya juga menyampaikan keluhan serupa. "Kalau begini terus tentu kami juga yang akan menderita," ujar seorang rekannya Andi. Bagi pengendara sepeda motor kabut asap sangat menganggu selain menimbulkan iritasi mata tetapi juga membuat nafas sesak. Pantauan ANTARA, kabut asap Selasa pagi cukup tebal menutupi Kota Pekanbaru, bahkan empat menara Masjid Agung Annur tidak terlihat dari jarak sekitar 700 meter karena tertutup asap. Namun, aktivitas warga tidak terganggu bahkan anak-anak tetap bersekolah dan melakukan kegiatan di luar rumah meskipun tanpa masker, padahal pengukuran kualitas udara melalui Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) yang berada di depan Kantor Walikota Pekanbaru menyatakan udara tidak sehat. Sedangkan langit tidak berwarna biru, semuanya memutih, karena tertutup asap. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Kampar, Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi. Sementara itu, informasi yang diperoleh dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Daerah Riau pada Senin (21/8) terdapat 11 titik api yang tersebar tiga titik di Kabupaten Indragiri Hulu, dua di Indragiri Hilir, Kampar empat dan Kabupaten Pelalawan dua titik. (*)
Copyright © ANTARA 2006