Wina (ANTARA News) - Iran tidak memperluas fasilitas nuklirnya selama tiga bulan terakhir, kata badan pengawas atom PBB dalam laporan yang diumumkan Kamis.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan, hanya empat sentrifugal pengayaan uranium baru yang beroperasi di instalasi Natanz dan tidak ada tambahan mesin di fasilitas Fordo, lapor AFP.
Menurut laporan itu, Iran juga tidak mengoperasikan sentrifugal IR-2M generasi baru dan "tidak... ada komponen utama" yang dipasang di sebuah reaktor yang dibangun di Arak.
Sentrifugal IR-2M yang lebih cepat merupakan kekhawatiran masyarakat internasional karena secara teoritis, mesin itu memperpendek waktu yang dibutuhkan Iran dalam memproduksi uranium standar senjata untuk bom atom.
Reaktor di Arak mengkhawatirkan karena fasilitas itu bisa memberi Iran plutonium, sebuah alternatif untuk uranium bagi pembuatan senjata nuklir, jika telah beroperasi selama 12-18 bulan.
Laporan kwartalan IAEA itu, yang pertama sejak Presiden Hassan Rouhani memimpin Iran pada Agustus, disiarkan menjelang babak baru pembicaraan antara Iran dan negara-negara kuat dunia di Jenewa pekan depan.
Pembicaraan tiga hari yang melibatkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan menlu-menlu lain berakhir tanpa kesepakatan pada Minggu pagi.
AS, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman (P5+1) meminta Iran mengurangi bagian-bagian paling sensitif dari program nuklirnya.
Sebagai imbalannya, Iran ingin sanksi-sanksi PBB dan Barat yang menimbulkan masalah ekonomi berarti di negara Islam itu segera dikendurkan, dan haknya memperkaya uranium diakui.
Negara-negara Barat dan Israel menuduh Iran menggunakan program nuklirnya sebagai selubung untuk membuat senjata atom.
Iran membantah tuduhan itu dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil damai.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013