Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan dr. Debora Aloina Ita Tarigan mengingatkan masyarakat khususnya warga Jakarta agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.
"Ketika ada lemak berlebih pada daging, bisa dipotong atau dibuang untuk mengurangi asupan lemak jenuh yang tidak sehat," kata dia melalui keterangan tertulisnya yang disampaikan di Jakarta, Senin.
Kemudian, Debora juga menyarankan masyarakat untuk menghindari menggoreng daging. Apalagi menggunakan minyak berlebih karena dapat berpotensi menambah kalori dan lemak.
Alih-alih menggoreng, dia menyarankan cara pengolahan yang sehat seperti merebus atau memanggang dengan sedikit minyak dan daging dikonsumsi bersama sayuran segar, seperti brokoli, wortel, kubis serta bayam yang kaya akan serat, vitamin dan mineral penting.
Baca juga: Dharma Jaya tingkatkan stok daging hingga 1.000 ton
Daging merah bisa tetap dikonsumsi, tetapi perhatikan cara mengolahnya. "Yakni ketika dimasak jangan terlalu matang atau gosong," kata dia.
Selanjutnya, masyarakat juga perlu mempertimbangkan porsi makan mereka agar tidak terlalu sering dan tidak berlebihan demi mencegah munculnya masalah kesehatan.
Dia mengatakan, daging merah mengandung protein tinggi, zat besi, seng dan vitamin B12 yang esensial untuk tubuh.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan ada keterkaitan antara konsumsi daging merah yang berlebihan dengan meningkatnya risiko kanker tertentu, seperti kanker usus besar.
Baca juga: KADIN DKI dorong pelaku UMKM buka gerai daging jelang Ramadhan
Menurut dia, daging merah dan kanker masih menjadi topik yang kompleks dan terus dipelajari dalam dunia kesehatan.
"Kita tetap perlu waspada karena risiko kesehatan secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan genetika. Bahkan banyak makanan lainnya yang juga bisa memicu kanker," ujar dia.
Debora juga berpesan khususnya bagi masyarakat yang masih sehat dan berusia produktif untuk tetap menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur.
"Juga sebaiknya berasuransi sebagai langkah preventif menghadapi risiko kesehatan yang dapat terjadi tidak terduga dan dapat merugikan keberlangsungan hidup keluarga," kata Medical Underwriter Sequis itu.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024