Jakarta (ANTARA News) - PT Pegadaian (Persero) menargetkan transaksi pengiriman uang (remitansi) pada tahun 2014 mencapai Rp60 miliar, naik sekitar 200 persen dibading pengiriman uang tahun 2013 yang diproyeksikan mencapai sekitar Rp20 miliar.
"Pada tahun 2014, optimistis transaksi pegiriman uang Pegadaian semakin meningkat sejalan dengan ekspansi layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri," kata Direktur Utama Pegadaian, Suwhono, di Jakarta, Kamis.
Menurut Suwhono, pertumbuhan bisnis pegiriman uang Pegadaian juga didorong peningkatan jumlah warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri baik formal maupun pekerja informal.
Saat ini dijelaskannya, kontribusi jasa pengiriman uang terhadap total pedapatan Pegadaian masih relatif, atau kurang dari 3 persen.
"Bisnis gadai masih mendominasi atau sekitar 97 persen, sisanya 3 persen layanan non gadai atau layanan mikro seperti penjualan logam mulia dan pengiriman uang," ujarnya.
Namun tambah Suwhono, dalam beberapa tahun ke depan porsi non gadai ditingkatkan menjadi 20 persen, sedangkan transaksi gadai diturunkan hingga 80 persen.
Salah satu cara meningkatkan layanan non gadai adalah bekerjasama dengan Bank BNI dalam pengiriman remittance.
"Kami akan menjadi agen pengirim sekaligus agen pembayar setiap transaksi pemgiriman uang dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya di wilayah Indonesia," ujar Suwhono.
Melalui 4.600 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, Pegadaian siap bermitra dengan BNI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.
BNI Melonjak
Sementara itu, Direktur Treasury and Financial Institution Adi Setianto, mengatakan kerja sama remitansi BNI dengan Pegadaian diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat.
"Kini kirimam uang melalui BNI dapat dicairkan di seluruh outlet Pegadaian," ujarnnya.
Layanan remitansi menjadi unggulan BNI karena didukung dengan jaringan internasional yang luas dan kolaborasi dengan institusi lain.
BNI memiliki 5 cabang luar negeri, BNI Remittance Limited Hongkong, Remittance Representative di negara-negara potensi TKI serta dukungan 1.600 bank koresponden di seluruh dunia.
Adi menjelaskan, hingga September 2013, total remitansi BNI mencapai 64,6 miliar dolar AS, naik 18 persen dari total 54,7 miliar dolar AS pada September 2012.
Adapun dari sisi total slip pembayaran, hingga September 2013 jumlahnya mencapai 1,73 slip, turun dari periode sama 2013 sebanyak 1,86 slip.
Menurut Adi, meskipun saat ini pemerintah melakukan moratorium pengiriman TKI ke luar negeri, namun volume nilai pengiriman terus meningkat.
Kenaikan volume remitansi terbesar dikontribusi dari Qatar yang melonjak 46 persen, disusul Malaysia sebesar 20,8 persen, Hongkong naik 16 persen.
Sementara pengiriman uang mengalami penurunan dari Arab Saudi sebesar 16 persen.
Remitansi BNI berkontribusi sekitar 15-20 persen terhadap "fee based international banking" BNI. Sedangkan terhadap keseluruhan fee based income BNI, porsinya cuma sekitar 5-7 persen.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013