Jakarta (ANTARA News) - Beberapa hari nanti Komet Encke akan menjadi perhatian banyak orang saat melewati Matahari dalam jarak terdekatnya yang terjadi sepekan sebelum komet ISON melintas.
Selain Komet Halley, pengembara ruang angkasa yang misterius dan ber-es ini dianggap sebagai salah satu komet yang paling dikenal manusia dan kaya sejarah.
Encke adalah komet dengan periode orbital terpendek, hanya membutuhkan waktu 3,3 tahun untuk sekali revolusi mengelilingi Matahari.
Tahun ini, Komet Encke akan mencapai titik lintasan bintang (perihelion) --titik terdekat ke Matahari-- pada 21 November.
Kapan pun perihelion masuk November, Desember atau Januari, komet ini menjadi objek paling menyenangkan untuk pengamat di Belahan Utara (utara Khatulistiwa).
Sebaliknya, ketika perihelion bulan Mei, Juni atau Juli, komet ini sulit atau mustahil dilihat dari utara khatulistiwa, namun bisa dilihat dari bagian selatan Khatulistiwa.
Sejarah
Sejarah Komet Encke sudah berumur sekitar dua abad. Pemburu komet dari Paris bernama Pierre Méchain adalah orang pertama yang melihatnya pada 17 Januari 1786.
Mengingat tiga revolusi dari komet ini setara dengan 10 tahun, maka komet itu melintas di langit dalam interval masa tersebut.
Sampai interval 10 tahun, komet ini baru kelihatan lagi saat Caroline Herschel secara tak sengaja menyaksikannya pada 7 November 1795.
Komet Encke berjarak 38,6 juta km dari Bumi.
Saudara Caroline Herscheland bernama William mengaku bahkan bisa melihat komet itu tanpa bantuan optik apa pun, sedangkan pengamat lainnya membadingkan kecahayaan komet ini dengan Galaksi Andromeda.
Komet itu bisa terlihat selama tiga pekan sebelum menghilang senja menjelang malam, namun sayang para astronom tak mampu mengkalkulasikan orbitnya secara memadai.
10 tahun lewat, komet ini kembali dilihat tiga pengamat: Pons (Marseilles), Huth (Frankfurt-on-Oder), dan Bouvard (Paris) dalam beberapa jam pada 20 Oktober 1805 pagi.
Komet ini akan tak terlihat melintasi bagian dalam sistem tata surya sebanyak tiga kali sebelum kemudian terlihat pada 1818 dalam periode singkat.
Jean Louis Pons di Marseilles menemukan sebuah komet pada 26 November 1818, tapi tak menyadari itu adalah objek sama yang dilihatnya pada 1805.
Hanya Johann Franz Encke yang saat itu berumur 27 tahun yang menyimpulkan komet-komet yang pernah dilihat pada 1786, 1795, 1805, dan 1818 itu adalah komet yang sama.
Berdasarkan kalkulasinya, dia memperkirakan komet itu akan kembali ke perihelion pada 24 Mei 1822, dan ternyata betul.
Dengan teropong
Perkiraannya begitu akurat sampai para astronom menyematkan nama Encke pada komet ini. Tapi sampai akhir hayatnya Encke menolak kehormatan itu dan selalu menamainya dengan "Komet Pons."
Sejak kalkulasi Encke itu, komet itu bisa disaksikan semua orang kecuali pada Agustus 1944 saat terjadi Perang Dunia II.
Komet Encke adalah komet pertama yang diamati orbitnya dan pertama kali difoto ujung ekor orbitnya pada September 1913 dan kemudian Agustus 1972.
Komet Encke berada di aphelion pada April 2012 pada jarak 613 juta km dari Matahari.
Kini komet ini meluncur ke planet-planet tetangga Bumi dalam jarak 72,4 juta km dari Bumi pada 17 Oktober. Pada 21 November komet itu memutar dalam orbit Merkurius sekitar 50,5 juta km dari Matahari.
Sejak ditemukan pada 1786, komet ini sudah 62 kali teramati.
Kendati termasyur, para pengamat tak bisa mengamatinya dengan mata telanjang karena mesti menggunakan teleskop atau setidaknya teropong, selain diagram bintang yang menggambarkan jalur proyeksinya dari bintang-bintang yang melatarinya.
Saat ini, komet tersebut menjelajah ke selatan dan timur melalui konstelasi Virgo di mana komet tersebut akan tinggal selama 10 tahun ke depan.
Beberapa hari setelah titik perihelionnya pada 21 November, Encke akan terletak beberapa derajat dari utara Komet ISON yang bisa dilihat mata telanjang. Setelah itu, menghilang menjelang ufuk muncul, demikian space.com.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013