... para pemrotes anti-amnesti harus menghentikan demonstrasi-demonstrasi... "
Bangkok (ANTARA News) - Rakyat Thailand sudah jenuh dan capek pada protes-protes politik yang marak terjadi selama ini di negara itu, sebagaimana dihasilkan satu survei.


Sebagian besar responden merindukan untuk melihat protes-protes politik di negara ini berakhir.

Menurut hasil survei yang disiarkan Rabu oleh Suan Dusit Rajabhat, sekitar 70 persen dari 1.284 orang yang diwawancarai mengatakan para pemrotes anti-amnesti harus menghentikan demonstrasi-demonstrasi setelah Senat menolak RUU Amnesti.

Sengketa politik harus diselesaikan melalui perundingan damai antara para demonstran dan pemerintah, kata responden, menyuarakan keprihatinan mereka bahwa banyak unjukrasa mungkin menyebabkan cedera dan merosotnya di bidang bisnis.

Survei ini dilakukan secara nasional dari Senin sampai Rabu.

Senat dengan suara bulat menentang RUU amnesti kontroversial Senin malam, menyusul RUU akan dibekukan selama 180 hari sebelum Majelis Rendah membuka sidang lagi untuk mempertimbangkan kembali.

Sisanya, 30 persen mendukung protes lanjutan, mengatakan mereka tidak mempercayai pemerintah menepati janjinya dan mendesak dimasukkannya RUU itu ke dalam parlemen .

Selain itu, lebih dari 85 persen responden mengatakan mereka akan benci melihat aksi protes dipentaskan terhadap putusan Mahkamah Keadilan Internasional pada Senin mengenai sengketa perbatasan kronis antara Thailand dan Kamboja.

Protes-protes hanya akan merusak citra negara, kata orang-orang itu, dan mengisyaratkan bahwa putusan ICJ mestinya dirangkul.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013