Manado (ANTARA) -
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta masyarakat agar tidak mendekati atau beraktivitas di dekat kawah Gunung Awu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut).

"Dalam tingkat aktivitas Level II atau Waspada, masyarakat agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius tiga kilometer dari kawah puncak Gunung Awu," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam rilis aktivitas Gunung Awu yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung ​Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi dalam grup percakapan "BMKG Sulut dan Stakeholder", di Manado, Minggu.

Baca juga: Badan Geologi: Potensi bahaya Gunung Awu erupsi magmatik eksplosif

Hal itu, kata dia, berkaitan dengan potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas.

Menurut dia, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Tingkat aktivitas Gunung Awu akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan," ujarnya.

Baca juga: Badan Geologi sebut aktivitas vulkanik Gunung Awu di Sangihe meningkat

Sebelumnya, Badan Geologi merilis peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Awu, yang ditandai dengan terekamnya rentetan gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB), yaitu pada tanggal 22 Maret 2024 pukul 17.00 WITA (3 VA, 12 VB) dan pukul 19.15 WITA (7 VB).

Rentetan gempa vulkanik ini kembali terekam pada tanggal 1 April 2024 pukul 17.50 WITA (1 VA, 7 VB) dan pukul 20.45 WITA (2 VA, 7 VB).

Energi gempa mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik "Realtime Seismic Amplitude Measurement" (RSAM) yang meningkat.

Baca juga: PVMBG imbau warga patuhi radius bahaya Gunung Awu

Pada bulan Maret 2024 terekam lima kali gempa tremor nonharmonik (tremor frekuensi rendah dengan frekuensi dominan sekitar 1.5 Hz) dengan lama gempa 40-95 detik yang menunjukkan adanya peningkatan gempa-gempa permukaan.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024