Itu merupakan terakhir kalinya Prancis gagal lolos ke turnamen utama dan pasukan Didier Deschamps akan berharap pertandingan pertama pada Jumat di Ukraina, dapat memberi mereka peluang untuk kembali ke Stade de France dengan pikiran tenang.
Empat tahun silam mereka harus bersandar pada "hand ball" Thierry Henry untuk menyingkirkan Irlandia di "playoff" Piala Dunia, dan mereka akan bertekad untuk tidak mengalami hal serupa saat ini.
"Kami perlu hasil tandang yang bagus sehingga kami dapat mengatasi pertandingan kedua," kata Franck Ribery, yang telah mencetak enam gol dan melakukan sembilan assist bagi 24 gol terakhir Prancis.
"Pertandingan-pertandingan (playoff) ini istimewa. Mereka dikelilingi oleh konteks yang sulit. Kami perlu bermain tanpa tekanan. Kami semestinya tidak takut," tambahnya.
Kekalahan dari Bulgaria di pertandingan fase grup pada 17 November 1993, ketika gol di menit terakhir yang dibukukan Emil Kostadinov membuat mereka menang 2-1 di Parc des Princes, tidak akan pernah dilupakan Prancis.
Deschamps bermain pada pertandingan itu, dan mungkin kejadian malam itu terlintas di benaknya ketika ia memandangi lapangan latihan Clairefontaine Prancis.
"Kami harus menghindari rasa cemas dan rasa gugup yang dapat berdampak buruk pada penampilan kami," ucapnya.
Bagaimanapun, para pemain yang lebih muda tidak begitu terhantui oleh pertandingan itu.
"Prancis melawan Bulgaria? Tidak, itu tidak mengingatkan saya pada apapun," kata Paul Pogba, yang baru berusia delapan bulan ketika tendangan bebas David Ginola menjadi awal terciptanya gol Kostadinov.
"Saya tidak memikirkannya bahkan untuk semenit pun," tambah gelandang Blaise Matuidi, demikian Reuters.
(H-RF)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013