Jakarta (ANTARA) - Delegasi tingkat tinggi Indonesia berkunjung ke India pada 1-5 April guna menjajaki potensi investasi di bidang bioteknologi, inklusi digital, dan pertanian, serta mempelajari program makan siang sekolah gratis terbesar di dunia.
Dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar India diterima ANTARA di Jakarta, pada Sabtu, bahwa delegasi Indonesia dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Firman Hidayat.
Dalam kunjungan tersebut, diadakan pertemuan ekstensif di New Delhi, Bangalore, Tuticorin, dan Chennai bersama para pejabat pemerintah, akademisi, peneliti dan pengusaha.
Pejabat senior Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian, Universitas Pertahanan Nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan Tony Blair Institute Jakarta merupakan bagian dari delegasi.
Kunjungan delegasi Indonesia meliputi pertemuan dengan Sekretaris Departemen Bioteknologi Rajesh Gokhale dan dilanjutkan mengunjungi Institut Nasional Penelitian Genom Tanaman (NIPGR).
Kedua belah pihak berinteraksi mengenai bidang-bidang kerja sama yang potensial seperti pengurangan sampah laut, budidaya air, bio-material, bio-fuel, dan peringatan dini gempa bumi. Biotechnology Industry Research Assistance Council (BIRAC) dan dampaknya terhadap ekosistem rintisan bioteknologi di India diminati delegasi Indonesia.
Di Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi, New Delhi, diskusi difokuskan pada Infrastruktur Publik Digital, peta jalan India, dan praktik terbaik termasuk inisiatif trinitas Jan Dhan Aadhar Mobile (JAM) India untuk inklusi dan aksesibilitas keuangan.
Tur kerja dilanjutkan ke fasilitas dapur Akshaya Patra, organisasi nirlaba yang merupakan mitra terbesar Pemerintah India dalam menjalankan Skema Makan Siang di India.
Selanjutnya, kunjungan ke Pusat Infrastruktur Publik Digital, delegasi Indoensia menggali lebih dalam lanskap infrastruktur digital India.
Kemudian untuk memperkuat kemungkinan kerja sama Ekonomi Biru, para ahli Indonesia mengunjungi fasilitas Sea6 di Bangalore dan Tuticorin.
Pada Maret 2024, Sea6 Energy meluncurkan budidaya rumput laut tropis mekanis berskala besar pertama di dunia di Lombok, Indonesia. Sebagian besar rumput laut di pabrik Sea6 di Tuticorin diimpor dari Indonesia
Anggota delegasi Asisten Deputi Bidang Budidaya Perairan Kemenkomarinves Cahyadi Rasyid memandang India dan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkolaborasi di bidang energi berkelanjutan dan masa depan hijau.
Rombongan juga mengunjungi National Institute of Ocean Technology (NIOT) di Chennai yang merupakan pionir dalam penelitian teknologi kelautan di India.
Direktur NIOT Dr G A Ramadass, bertemu dengan delegasi dan membawa mereka berkeliling laboratorium dan fasilitas di NIOT. Ia memberi pengarahan kepada mereka mengenai proyek-proyek terkini dan pekerjaan di bidang arus laut dan teknologi maritim.
Di Indian Institute of Technology (IIT), Madras, di bawah bimbingan Direktur IIT V Kamakoti, dan Dekan Divisi Keterlibatan Global IIT Prof Raghunathan Rengaswamy delegasi melihat demonstrasi produksi bio-minyak mentah dari rumput laut.
Kunjungan ke Research Park dan Incubation Cell, yang mengintegrasikan akademisi, penelitian, dan industri ke dalam satu platform dan memberikan dukungan kepada rintisan sepanjang tahap pendampingan pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca inkubasi untuk membantu mengubah “ide” menjadi “produk” layak secara komersial,membuat delegasi terkesan.
Dukungan terhadap rintisan ini dapat menjadi pengganda kekuatan di India dan Indonesia untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait ketahanan pangan, energi hijau dan terbarukan, dan untuk mendorong pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Kedua belah pihak juga membahas gagasan pertukaran mahasiswa serta melakukan program penelitian bersama dengan mahasiswa Indonesia di IIT-M untuk studi tinggi termasuk program Doktor.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2024