Uji kir sudah menggunakan sistem elektronik, tidak lagi manual namun sudah komputerisasi,"Surabaya (ANTARA News) - Layanan uji kendaraan bermotor atau kir di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wiyung maupun UPT Uji Kir Tandes Kota Surabaya dinyatakan menjadi percontohan Nasional.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Eddi, Rabu, mengatakan pihaknya terus berkomitmen melakukan pembenahan pelayanan uji kir di dua tempat tersebut.
"Kami akan bersikap tegas dalam penguji uji kir bila diketahui ada yang nakal dan bermain dengan para calo," kata Kepala Dishub Surabaya H Eddi saat didaulat menjadi pembicara sosialisasi dan lokakarya Penyelenggaraan Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya yang diikuti perwakilan Dishub dari Indonesia bagian timur di Surabaya.
Dalam kesempatan itu kepala Dishub Surabaya Eddi diminta memaparkan beberapa kiat dan usaha bagaimana mengubah pelayanan uji kir yang sebelumnya banyak dikeluhkan masyarakat karena prosedur berbelit-belit dan banyaknya calo.
"Uji kir sudah menggunakan sistem elektronik, tidak lagi manual namun sudah komputerisasi," katanya.
Menurut dia, dengan sistem uji kendraan bermotor yang serba elektronik itu maka data penguji kendaraan bermotor data basenya akan diolah melalui server pengolahan data yang terkoneksi langsung dan dapat dipantau dari kantor pusat di Dishub Surabaya.
Termasuk seluruh nilai pengecekan fisik menggunakan alat elektronik sehingga terpantau dan tidak bisa dimanipulasi ketika kendaraan yang diuji itu tidak lolos uji kir.
"Tidak ada permainan, misalnya tidak lolos tetapi tetap diloloskan oleh penguji karena menerima sesuatu. Yang main-main pasti akan ketahuan karena hasil uji elektronik tidak bisa dimanipulasi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga membuat standar operasional untuk pelayanan uji kir maupun penerapan sistem antrean secara elektronik, pemasangan papan informasi, imbauan dan kotak saran dan membuat indeks kepuasan masyarakat (IPK).
IPK itu untuk mengetahui bagaimana dengan kecepatan pelayanan, bagaimana sikap petugas, dan tingkat kepuasan masyarakat.
Di awal-awal penerapan uji kir melalui sistem komputerisasi dan elektronik ini sempat menuai ganjalan dari dalam maupun luar, seperti penguji yang masih mencoba bermain termasuk mendahulukan orderan uji kir tanpa melalui antrean, adanya kong kalikong penguji dengan calo dan tidak menerapkan standar operasional dengan kepentingan pribadi.
"Setidaknya ada 30 pegawai yang secara massal dimutasi dari Unit Pelaksana Teknis Uji Kir tersebut," katanya.
Kini hasil dari sikap tegas itu, pelayanan uji kir di Surabaya meraih penghargaan nasional dan kerap dijadikan percontohan oleh layanan uji kir di daerah daerah di seluruh Indonesia. Termasuk dari luar negeri seperti dari Timor Leste belajar pelayanan uji kir di Dishub Surabaya. (A052/I007)
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013