Selain itu terdapat griya sehat yang tersebar di lima kabupaten/kota. Juga ada public safety center atau PSC 119 di 35 kabupaten/kota wilayah Jatim

Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan di berbagai daerah kabupaten/ kota demi kelancaran arus mudik.

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono melalui keterangan tertulis di Surabaya, Sabtu, menyatakan total terdapat sebanyak 428 rumah sakit, 972 puskesmas dan 217 pos kesehatan yang siap melayani pemudik di 38 daerah kabupaten/ kota wilayah provinsi setempat.

"Selain itu terdapat griya sehat yang tersebar di lima kabupaten/kota. Juga ada public safety center atau PSC 119 di 35 kabupaten/kota wilayah Jatim," katanya.

Baca juga: Kemenhub: Penumpang angkutan umum H-5 Lebaran tembus satu juta orang

Menurutnya, untuk tiga kabupaten/kota yang belum memiliki PSC 119 tetap disiagakan tim melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.

"Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut kami lakukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pemudik," ujarnya.

Adhy memastikan tim tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, sanitarian, tenaga kesehatan tradisional, pengemudi dan ambulans selalu siaga di seluruh fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.

"Tim tenaga kesehatan selalu siaga 24 jam secara on site maupun on call," katanya.

Adhy menyatakan sarana dan prasarana bidang kesehatan, termasuk logistik obat-obatan hingga emergency kit untuk pertolongan pertama telah siap semuanya.

Baca juga: Kapolri sapa sejumlah pemudik saat tinjau Stasiun Pasar Senen

"Alat kesehatan pemeriksaan vital sign, bed dan sarana prasarana pemeriksaan pasien, serta media promosi kesehatan pun telah disediakan," ujarnya.

Adhy menandaskan secara keseluruhan sudah siap.

"Karena kita ingin mudik lebaran berjalan dengan lancar. Sejumlah persiapan yang telah dilakukan ini guna memastikan agar masyarakat Jatim bisa mudik dengan selamat, aman, nyaman dan bahagia," ucapnya.

Adhy mengungkapkan kesiapsiagaan sektor kesehatan dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan terutama pada kondisi kegawatdaruratan atau kecelakaan lalu lintas, mobilisasi masyarakat, serta pengemudi yang kurang fit.

“Selain itu juga memberikan pemahaman masyarakat yang kurang terhadap upaya promotif dan preventif untuk menjaga kesehatan saat mudik serta risiko terjadinya bencana, kejadian luar biasa dan masalah kesehatan lainnya,” tuturnya.

Baca juga: Terminal GSN catat pemudik capai 81.562 orang

Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nasrullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024