London (ANTARA News) - Putri Diana tidak hamil saat tewas dalam tabrakan mobil di Paris bulan ini pada sembilan tahun silam, ujar kepala kamar jenazah London, tempat pemeriksaan sesudah kematiannya dilakukan. Pernyataan Robert Thompson, dalam dokumenter televisi yang akan tayang, berlawanan dengan teori konspirasi yang berkembang yang menyatakan bahwa Diana dibunuh atas perintah dari keluarga kerajaan Inggris, karena dia sedang mengandung anak dari kekasihnya yang keturunan Arab, Dodi Al-Fayed, AFP melaporkan. Dalam dokumenter "Who Killed Diana?", Thompson mengungkapkan Diana -- mantan istri Pangeran Charles, pewaris tahta kerajaan Inggris -- hanya dibalsem di tubuh bagian atas, karena alasan kecantikan sebelum pelaksanaan pemakamannya. "Saya tidak melihat bukti adanya kehamilan selama prosedur pemeriksaan setelah kematian, dan juga ahli patologi menyatakan dia tidak hamil," tutur Thompson, menurut petikan dari program itu di koran Times, akhir pekan lalu. "Menggabungkan apa yang saya dengar dan lihat pada hari itu di kamar jenazah -- ahli patologi mengatakan kepada saya : `Dia tidak hamil.` Saya tidak melihat ada bukti kehamilan pada tubuhnya." "Kesimpulan saya, dia pasti tidak hamil." Diana -- yang bercerai dengan Charles pada 1996 setelah kemelut perkawinan -- tewas di sisi kekasihnya Dodi Al Fayed dan supir mereka, Henri Paul, dalam tabrakan mobil di salah satu terowongan di ibukota Prancis pada 31 Agustus 1997. Penyelidik Prancis menyalahkan Paul atas tragedi tersebut, karena mengemudi terlalu cepat akibat pengaruh obat yang diminumnya dari dokter. Namun, ayah Dodi, Mohamed Al Fayed, taipan kelahiran Mesir pemilik toko serbaada Harrods di London, tetap menduga Diana sedang mengandung anak putranya, dan dia dibunuh atas perintah keluarga kerajaan. Dugaannya belum dikesampingkan oleh Lord John Stevens, mantan kepala Kepolisian Metropolitan London, yang memimpin penyelidikan resmi kematian Diana di Inggris. "Who Killed Diana?" akan ditayangkan di televisi Sky One Inggris, Senin (Selasa pagi WIB). (*)
Copyright © ANTARA 2006