Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) mendorong pengembangan industri pengolahan kopi di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Masrokhan di Jakarta, Jumat menyampaikan hal itu karena daerah di kawasan timur Indonesia tersebut memiliki areal penanaman yang luas serta keadaan agroklimatologi yang mendukung.
Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk pengembangan industri kopi di Sulawesi Selatan yakni dengan menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 pengolahan kopi di Kabupaten Bantaeng yang terletak di bagian selatan provinsi tersebut.
Ia menilai Bantaeng merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta dan arabika, karena memiliki ketinggian bervariasi mulai dari 0–1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Dengan potensi pengembangan kopi yang besar, Kementerian Perindustrian melalui Balai Diklat Industri (BDI) Makassar berencana menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 pengolahan kopi agar SDM di Bantaeng dan sekitarnya mendapatkan skill yang tepat untuk mengelola sumber daya alam di daerahnya," katanya.
Adapun Diklat 3 in 1 merupakan program yang memberikan tiga hal sekaligus dalam satu bagian program bagi para peserta, antara lain yakni pelatihan kompetensi agar peserta dapat menguasai skill yang dibutuhkan industri, sertifikat kompetensi yang berguna dalam jenjang karir, serta penempatan kerja di industri terkait.
Di sisi lain Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (Pusdiklat SDM) Industri Kemenperin Saiful Bahri menyampaikan, penyelenggaraan diklat tersebut bertujuan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pendapatan daerah, sehingga menjadi salah satu klaster ekonomi unggulan di wilayah tersebut.
Rencananya Kemenperin akan menggelar Diklat 3 in 1 di Bantaeng pada Mei mendatang.
"Penyelenggaraan diklat ini nantinya akan mengoptimalkan fungsi Sentra Pengolahan Kopi Banyorang agar mampu menjadi sumber pendapatan daerah dan menjadi salah satu Klaster Ekonomi Unggulan di Kabupaten Bantaeng,” kata Saiful.
Sebelumnya menurut laporan Momentum Works Coffee in Southeast Asia, Modernising Retail of the Daily Beverage, Indonesia memimpin pasar kopi modern di Asia Tenggara pada tahun 2023 dengan proyeksi 27,7 persen dari total nilai pasar kopi modern di regional yang mencapai 3,4 miliar dolar AS.
Baca juga: Menilik industri pariwisata kopi yang berkembang pesat di Hainan
Baca juga: Kemenperin pacu kapasitas IKM olahan kopi Kalsel lewat program Dapati
Baca juga: Akademi barista Italia kagumi inovasi industri kopi Tanah Air
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024