Jerusalem (ANTARA News) - Israel pada hari Ahad menyatakan, Italia harus memainkan peran utama dalam pemeliharaan perdamaian di Libanon selatan, sementara itu tidak dapat menerima kehadiran tentara dari sejumlah negara lain.
"Penting bahwa pasukan multinasional tiba di wilayah itu sesegera mungkin, dan Italia adalah bagian dasarnya," kata Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, selama percakapan telepon dengan PM Italia, Romano Prodi.
Olmert meminta Prodi mengirim kontingen militer perdamaian Italia yang akan berpatroli di "pos perbatasan antara Suriah dan Libanon", demikian isi pernyataan resmi Italia, layaknya dikutip kantor berita transnasional.
Prodi mengatakan, "bermaksud mengirim kontingen logistik yang akan mampu menunaikan misinya dan ia akan mengajukan masalah itu ke parlemen untuk dipertimbangkan".
Tetapi, pemerintah Israel menyatakan, pasukan lain tak disambut dalam pasukan tersebut.
"Israel tak ingin melihat di dalam pasukan multinasional ada prajurit yang pemerintahnya mendukung Hizbullah," kata pernyataan itu, menyusul pertemuan mingguan kabinet keamanan Israel.
"Israel menentang keikut-sertaan dalam pasukan multinasional, pasukan dari negara yang tak memiliki hubungan (diplomatik) dengannya," kata Olmert, sebagaimana dikutip situs Internet harian Yediot Aharonot.
Duta Besar Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dan Gillerman, dan Menteri Luar Negerinya, Tzipi Livni, telah mengatakan akan sulit untuk menerima keikut-sertaan dalam pasukan PBB, negara yang tak memiliki hubungan dengan Israel, seperti Malaysia dan Indonesia.
Negara Uni Eropa (UE) telah menghentikan tawaran tentara untuk menambah pasukan PBB yang sudah ada di lapangan menjadi 15.000 prajurit, sebagaimana diserukan dalam Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, karena kekhawatiran mengenai peraturan bertindak di sepanjang perbatasan yang rentan baku tembak antara Israel dan Libanon.
Prancis, bekas negara kolonial di Libanon, telah memulai penggelaran kontingen sebanyak 200 prajurit, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang diharapkan oleh Israel dan masyarakat internasional.
Olmert juga menyampaikan harapan bahwa Turki akan menyumbang tentara bagi pasukan internasional itu, setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Abdullah Gul.
"Saya harap Turki akan memainkan peran penting dalam pasukan multinasional di Lebanon selatan," kata Olmert kepada radio swasta nasional setelah pertemuan tersebut.
"Turki memiliki kepercayaan Israel dan dapat memainkan peran penyeimbang di wilayah ini," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006