Jakarta (ANTARA) - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyebut bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto akan mengusahakan hubungan berimbang dalam melaksanakan politik luar negeri dan menghadapi rivalitas kawasan pada masa mendatang.

Dino menjelaskan hal tersebut merupakan salah satu sinyal yang terlihat dari kunjungannya baru-baru ini ke Jepang, yang dekat dengan aliansi militer Barat, seperti Quad dan AUKUS.

Prabowo juga berkunjung ke China, yang menentang aliansi tersebut dan menyebutnya sebagai upaya membentuk aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kecil di Asia.

“Kunjungan bapak Prabowo ke Jepang menggarisbawahi bahwa ia bisa bermain di dua lini yang saling bersaing, sekaligus menjaga hubungan yang berimbang antara kedua negara besar di Asia tersebut,” ucap Dino.

Ia menjelaskan bahwa kunjungan Prabowo ke Beijing dan Tokyo tidak dapat dinilai dari kerja sama apa saja yang dihasilkan (policy deliverables), karena kunjungan itu bukan dalam rangka mewujudkan hal tersebut.

Dino juga berpendapat bahwa sinyal lain yang tersirat dari kunjungan Prabowo ke Asia Timur tersebut adalah bahwa ia berupaya mengirim pesan secara tidak langsung kepada Amerika Serikat supaya memperhatikan kepentingan Indonesia dalam kerja sama bilateral.

Secara historis, menurut dia, hubungan AS-Indonesia cenderung naik-turun dari segi intensitas, apalagi menjelang atau sesudah pemilu, meski status kemitraan kedua negara saat ini sudah meningkat ke kemitraan komprehensif dan strategis.

“Kunjungan Prabowo ke Beijing juga untuk mengingatkan bahwa jika Amerika tidak telaten menjaga hubungannya dengan Indonesia, kita masih punya banyak opsi lain dalam melaksanakan politik luar negeri,” kata Dino menjelaskan.

Baca juga: FPCI: Prabowo kenalkan strategi diplomasi lewat kunjungan Asia Timur

Selain itu, ia juga melihat bahwa China sedang melakukan diplomasi pro-aktif untuk merangkul Indonesia, yang merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dengan posisi strategis di kawasan, dengan cara mengundang presiden terpilih untuk berkunjung.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI itu mengatakan bahwa upaya China kepada Indonesia tersebut sangat wajar mengingat Beijing semakin terikat rivalitas dengan negara lain.

China juga khawatir melihat posisi Filipina yang semakin mendekat ke Amerika Serikat, khususnya terkait persoalan di Laut China Selatan.

“China ingin dari awal menunjukkan sikap respek terhadap presiden terpilih Prabowo – hal tersebut ‘sangat Asia’ – sekaligus memberikan kesempatan untuk membangun hubungan pribadi antara Presiden Xi Jinping dan presiden terpilih Prabowo Subianto,” kata Dino.

Pertemuan antara Prabowo dan Xi yang lekas berlangsung begitu Prabowo mendarat di Beijing juga mencerminkan upaya China memberikan perhatian khusus kepada figur yang akan memimpin Indonesia dalam waktu lima tahun ke depan tersebut.

Baca juga: Prabowo dan Menhan Malaysia sepakat stabilitas kawasan jadi prioritas

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024