Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat, mengatakan penelitian itu berkolaborasi dengan Universitas Osaka Jepang.
"Kami adakan kolaborasi dengan Universitas Osaka terkait dengan diversifikasi pangan sorgum. Intervensi itu melibatkan terkait bagaimana referensi masyarakat terhadap pangan sorgum," ujarnya.
Saat ini sorgum semakin primadona dan menjadi salah satu komoditas yang bisa dijadikan alternatif untuk mengganti nasi.
Tak hanya untuk pangan, sorgum bisa dijadikan bioetanol, pakan ternak, bahkan juga bisa dijadikan pelet untuk substitusi batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU.
"Ada banyak sekali manfaat tanaman sorgum. Presiden Jokowi sebenarnya sudah mencanangkan sejak tahun 2020 untuk memperluas penanaman sorgum di Indonesia," kata Yudhistira.
Lebih lanjut dia mengungkapkan masih ada beberapa kendala yang membuat area tanam sorgum tak begitu luas di Indonesia, yakni offtaker dan benih.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional sudah merancang Peraturan Presiden terkait penganekaragaman pangan dan salah satu komoditas yang didorong untuk dikembangkan adalah sorgum.
Yudhistira mengungkapkan masyarakat Nusa Tenggara Timur sudah mulai terbentuk budaya diversifikasi pangan. Kini mereka sudah terbiasa mengonsumsi sorgum terutama di wilayah Flores.
Baca juga: BRIN: Tepung sorgum bisa menjadi alternatif substitusi gandum
Baca juga: BRIN rakit varietas unggul baru sorgum guna topang ketahanan pangan
Baca juga: BRIN kembangkan varietas baru sorgum manis untuk bioetanol
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024