Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Sekitar 90 orang tewas dalam serangkaian bentrokan akhir pekan antara tentara dan gerilyawan Taliban di Afghanistan, termasuk lebih 70 gerilyawan yang tewas dalam pertempuran di wilayah selatan dan empat prajurit AS, kata beberapa pejabat, Minggu. Pasukan darat NATO meminta bantuan udara dan artileri selama bentrokan dengan sekitar 100 gerilyawan di wilayah selatan dalam salah satu akhir pekan yang paling berdarah tahun ini, lapor AFP. Sebagian besar kekerasan itu, yang terjadi pada peringatan kemerdekaan Afghanistan dari Inggris pada 1919 hari Sabtu, terjadi di wilayah selatan di mana pasukan yang dipimpin NATO mengambil alih komando tiga pekan lalu dalam operasi militer paling keras persekutuan itu sejauh ini. Dalam bentrokan paling mematikan, puluhan gerilyawan menyerang kota Panjwayi di provinsi Kandahar pada Sabtu larut malam, menyulut pertempuran lima jam yang melibatkan prajurit-prajurit Afghanistan dan NATO, kata sejumlah pejabat. Taliban menyerbu kota itu, yang berjarak 35 kilometer sebelah barat kota utama wilayah selatan Kandahar, dari tiga penjuru dan mulai memerangi polisi setempat. Bala-bantuan dari militer dan polisi Afghanistan serta Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO segera mengepung daerah itu dan membalas serangan tersebut, kata seorang pejabat kepolisian. Pasukan darat ISAF meminta bantuan udara dan artileri, kata pasukan itu dalam sebuah pernyataan. "Kami menemukan 35 mayat Taliban di kota Panjwayi dan 11 lagi di luar kota itu," kata gubernur wilayah Niaz Mohammad Sarhadi kepada AFP. Sebanyak 25 mayat lagi ditemukan di desa Sperwan yang berdekatan, tambahnya. Kementerian Pertahanan Afghanisan mengatakan, mereka hanya bisa mengkonfirmasi 60 mayat yang ditemukan di kota Panjwayi dan Sperwan. Seorang prajurit dan empat polisi juga tewas, kata pasukan keamanan. Daerah itu merupakan tempat lahirnya gerakan Taliban yang digulingkan dari kekuasaan hampir lima tahun lalu, dan bersama-sama gerilyawan Al-Qaeda kini sisa-sisa Taliban melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Afghanistan pro-Barat dan pasukan asing. Pejabat-pejabat Afghanistan juga mengumumkan Minggu, enam polisi dan empat Taliban tewas ketika gerilyawan itu menyerang patroli polisi perbatasan di provinsi Nimroz, Afghanistan barat, pada Sabtu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006