Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.555 per dolar AS.
"Sentimen dari jelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) turut membuat pelaku pasar uang bersikap wait and see sehingga pergerakannya minim fluktuasi," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, lanjut dia, laju dolar AS juga masih dalam tren kenaikan setelah publikasi data kenaikan "nonfarm payrolls" meskipun di sisi lain pengangguran AS menunjukkan kenaikan tipis dan "consumer spending" AS mengalami penurunan tipis.
Ia menambahkan, pelaku pasar keuangan saat ini juga sedang menantikan pidato dari Kepala The Fed Minneapollis, dan Atlanta untuk menyampaikan pandangannya terhadap perekonomian AS.
"Pasar berspekulasi bahwa the Fed diperkirakan mempercepat pengurangan stimulus keuangan AS," kata dia.
Analis Monex Invesndo Futures, Zulfirman Basir menambahkan fokus pasar pada Selasa ini adalah pertemuan BI yang diprediksi akan tetap mempertahankan suku bunga di level 7,25 persen.
"Investor ingin melihat kebijakan BI untuk mengatasi tingginya inflasi, berlanjutnya defisit neraca perdagangan, serta perlambatan ekonomi Indonesia yang cukup membebani kinerja rupiah," kata dia.
Dari sisi eksternal, ia menambahkan, kekhawatiran atas potensi pengurangan stimulus keuangan the Fed dalam beberapa bulan mendatang cukup memberikan sentimen negatif untuk rupiah.
"Meski demikian, outlook rupiah masih netral, rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.330--Rp11.725 per dolar AS untuk hari ini," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013