Mogadishu (ANTARA News) - Sedikitnya 100 orang dikhawatirkan tewas setelah topan menerjang beberapa daerah pantai Negara Bagian Otonomi Puntland di Somalia Timur-laut pada akhir pekan, kata pemerintah lokal, Senin (11/11).
Beberapa pejabat di Puntland mengatakan topan tersebut, yang memasuki daratan pada Sabtu pagi (9/11), "mengakibatkan kematian dan kehancuran di seluruh jalurnya di sepanjang pantai luas".
"Keterangan yang dikumpulkan dari daerah pantai melalui saluran telepon reguler selama 48 jam terakhir menunjukkan sebanyak 100 orang mungkin telah tewas, sementara ratusan orang lagi belum ditemukan," kata satu pernyataan dari pemerintah lokal.
Pernyataan tersebut menambahkan topan itu mempengaruhi "daerah pantai yang luas di Puntland", terutama antara Kabupaten Eyl, Beyla, Dangorayo, dan Hafun di Daerah Garduush, sepanjang pantai Somalia Timur, hingga Kabupaten Alula di ujung negara Tanduk Afrika tersebut, serta pantai Puntland, Somalia Timur-laut.
Pemerintah mengumumkan keadaan bencana dan meminta dukungan internasional, demikian laporan Xinhua, Selasa pagi.
Ditambahkannya, pemerintah setempat telah membentuk Komite Pertolongan dan Penanganan Bencana Puntland untuk mengatur dan mengkoordinasikan upaya pertolongan.
Para pejabat mengatakan topan itu telah meninggalkan kerusakan besar di berbagai daerah yang diterjangnya di pantai Somalia Timur-laut.
Sementara itu warga yang jadi korban sangat memerlukan pasokan air bersih, makanan yang tak mudah rusak, obat, bahan untuk tempat berteduh darurat dan selimut.
"Keterangan awal juga menunjukkan banyak rumah, bangunan, perahu dan seluruh desa telah hancur dan lebih dari 100.000 ternak mati, dan nyawa puluhan ribu warga lokal terancam," kata pemerintah setempat.
Pejabat setempat menyatakan upaya pertolongan sedang diatur dan tempat penampungan sementara di desa pedalaman akan didirikan buat rakyat yang kehilangan tempat tinggal akibat terjangan topan.
Para pejabat juga menyeru warga lokal agar mengirim bantuan dan pasokan darurat untuk membantu warga yang jadi korban.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013