Aktivitas-aktivitas ini nih yang kita hindari, ini bisa jadi pintu masuk bioterorisme, sehingga itulah pentingnya kita bersinergi.Jakarta (ANTARA) - Tim patroli gabungan yang melakukan optimalisasi fungsi perkarantinaan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kalimantan Barat, menemukan 100 kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus (perlintasan tidak resmi) perbatasan Indonesia Malaysia-Entikong.
"Aktivitas-aktivitas ini nih yang kita hindari, ini bisa jadi pintu masuk bioterorisme, sehingga itulah pentingnya kita bersinergi," ujar Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean dalam keterangannya Jakarta, Jumat.
Baca juga: Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan TAA
Temuan komoditas tersebut diduga sengaja ditinggalkan sebelum tim patroli gabungan melintas.
Menurut informasi, kata Sahat, di wilayah Kalimantan Barat setidaknya terdapat 54 jalur tikus (perlintasan tidak resmi) yang terbagi di Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Sanggau.
Baca juga: Karantina Kalsel sertifikasi 60 ikan arwana untuk ekspor ke Jepang
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Barat Amdali Adhitama mengatakan, jalur tikus di perbatasan darat Indonesia Malaysia menjadi permasalahan tersendiri. Potensi masuk dan tersebarnya hama penyakit melalui komoditas selundupan tersebut sangat potensial.
Karena itu pihaknya dalam melakukan pelayanan karantina di PLBN Entikong terus menggandeng semua unsur agar mengerti dan memahami tugas karantina serta turut mendukungnya.
"Komoditas tersebut akan diproses sesuai Undang-Undang Karantina dan tentunya kita terus bersinergi agar hal-hal seperti ini dapat diantisipasi pada hari mendatang," ungkapnya.
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024