Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol bertemu dengan ketua perwakilan dokter magang Park Dan untuk pertama kalinya dan "mendengarkan dengan seksama" mengenai tenggapan mereka atas dorongan pemerintah untuk melakukan reformasi medis, kata kantor kepresidenan.

Yoon pada Kamis bertemu Park, ketua komite darurat Asosiasi Dokter Residen dan Magang Korea mulai pukul 2 siang hingga 4 sore di kantor kepresidenan, ungkap juru bicara kepresidenan Korsel Kim Soo-kyung dalam keterangan tertulisnya.

Ini merupakan pertemuan pertama sejak para dokter magang meninggalkan tempat kerja mereka pada 20 Februari untuk memprotes rencana pemerintah meningkatkan kuota masuk sekolah kedokteran.

"(Park) menyampaikan pendapat para dokter magang kepada presiden. Dia khususnya menjelaskan secara detail tentang perlakuan buruk dan kondisi kerja para dokter magang, dan presiden mendengarkan dengan penuh perhatian," kata Kim.

Park mengumumkan pertemuan tersebut dalam pemberitahuan internal kepada asosiasi pada hari sebelumnya, dan mengatakan bahwa pertemuan dengan presiden "pantas untuk dicoba karena kami dapat menyampaikan pendirian para dokter magang kepada (presiden) Yoon" menjelang pemilihan umum 10 April.

“Saya yakin tekad presiden mungkin menjadi pemicu situasi saat ini,” kata Park.

Baca juga: Komunitas dokter sambut tawaran Presiden Korsel untuk bicara

Sekitar 12.000 dokter junior mogok kerja dengan mengundurkan diri secara masal sejak 20 Februari untuk memprotes rencana tambahan 2.000 kursi sekolah kedokteran per tahun. Saat ini, kuota tahunan berjumlah 3.058 kursi.

Sejak awal pekan ini, kantor Yoon mengatakan bahwa presiden terbuka untuk pembicaraan dengan dokter junior, namun prospek untuk mengatasi kebuntuan ini masih belum jelas karena pemerintah hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mengurangi kenaikan kuota penerimaan sekolah kedokteran.

Selain kerumitan kebuntuan ini, pemerintah telah mengalokasikan kuota penerimaan ke universitas.

Dalam pidato nasionalnya pada Senin, Yoon meminta para dokter untuk membuat "usulan bersama" mengenai peningkatan penerimaan sekolah kedokteran yang sesuai, dengan mengatakan bahwa pemerintah akan terbuka untuk melakukan pembicaraan meskipun mereka yakin kenaikan sebanyak 2.000 adalah jumlah minimum.

Rencana reformasi medis itu menjadi isu hangat dalam pemilihan parlemen minggu depan, di mana Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) yang berkuasa mencoba untuk kembali menjadi mayoritas di Majelis Nasional.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Presiden Korsel : 2.000 peningkatan minimum kuota sekolah kedokteran

Baca juga: Dokter magang Korsel dilarang ikuti pelatihan kecuali kembali bekerja

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024