Jakarta (ANTARA) - Ahli emergensi dan rawat intensif anak dari Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Niken Wahyu Puspaningtyas, Sp.A(K) menyampaikan bahwa terapi oksigen dapat diterapkan pada anak.
"Terapi oksigen itu sama dengan terapi antibiotik dan terapi cairan pada umumnya. Tidak ada bedanya berdasarkan indikasi-indikasi," katanya dalam webinar yang diikuti via daring dari Jakarta, Kamis.
Bantuan terapi oksigen, menurut dia, antara lain dapat dilakukan pada anak-anak yang sesak nafas atau kesusahan saat bernafas.
Namun, dia menekankan, sebagaimana terapi yang lain, terapi oksigen dianjurkan dilakukan di rumah sakit dengan pemantauan dokter dan tenaga kesehatan.
"Monitoring sangat penting bagi anak-anak yang melakukan terapi oksigen. Oleh sebab itu buah hati ayah dan bunda perlu dirawat di ruang perawatan intensif," katanya.
Baca juga: Dokter sebut nafas gejala khas pneumonia yang perlu diwaspadai
Niken menyampaikan bahwa masa pancaroba, ketika banyak anak batuk, pilek, dan demam, merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi oksigen pada anak yang mengalami sesak nafas.
Menurut dia, terapi itu diperlukan untuk menjaga kadar oksigen agar sistem pernafasan dapat berfungsi baik.
Niken juga mengimbau orang tua terus memantau kondisi anak, termasuk memperhatikan kemungkinan anak kesulitan saat bernafas, agar masalah kesehatan anak dapat segera ditangani.
"Bisa dilihat di hidungnya apakah kembang kempis atau tidak, atau perhatikan dadanya apakah ada usaha bernafas yang lebih dari biasanya," katanya.
Baca juga: RSUD Cibinong buka layanan terapi oksigen
Baca juga: Dokter sebut ruang hiperbarik serupa dengan kabin pesawat
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024