Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengidentifikasi ada sembilan kasus flu burung di wilayah Jawa Barat yang dua diantaranya positif terinfeksi virus H5N1. Terkait masalah itu, menurut Ketua Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Influensa Pandemi (Komnas FBPI), Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Minggu, pemerintah telah mengumpulkan unggas dan mendistribusikan obat Tamiflu gratis di daerah-daerah yang diduga menjad penyebaran flu burung di Jawa Barat. Dari dua kasus yang positif terinfeksi, satu diantaranya adalah anak perempuan berusia sembilan tahun yang meninggal dunia pada 15 Agustus 2006, satunya lagi anak laki-laki berusia 17 tahun yang akhirnya dapat disembuhkan. Sebagai tindakan pencegahan, pemerintah merawat semua pasien yang mengalami gejala-gejala serupa yang ada di area tersebut, hingga hasil tes laboratorium didapatkan. Hingga saat ini, belum ada bukti bahwa virus tersebut menular dari manusia ke manusia. Tim dari Komnas FBPI, Departemen Kesehatan, WHO, bersama jajaran Dinas kesehatan propinsi dan kabupaten meninjau langsung ke lapangan di Cikelat, Garut, Jawa Barat, untuk menginvestigasi kasus dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penyebaran kasus infeksi flu burung. Pemerintah Kabupaten Garut telah mendirikan posko untuk mengkoordinasikan aktivitas di lapangan. "Sampai saat ini kami telah mengumpulkan ratusan unggas, dan masyarakat di area-area yang terjangkit telah diberikan Tamiflu secara gratis sebagai tindakan pencegahan yang kami lakukan," kata Bayu yang juga Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan. Komnas FBPI mendukung Pemerintah Kabupaten Garut dengan dana darurat untuk mempercepat pengumpulan unggas. Komnas memastikan pengumpulan secara cepat untuk mengurangi risiko penularan unggas ke manusia dan penggantian uang kepada pemilik unggas dapat dilakukan dalam hitungan jam. Vaksinasi kepada unggas juga dilakukan di daerah tersebut. Sementara untuk mencegah penularan virus H5N1, Komnas meminta masyarakat melakukan berbagai tindakan. Pertama, mencuci tangan. Jangan biarkan keluarga memegang unggas yang sakit ataupun mati. Jika memegang unggas yang sakit, cuci tangan dan laporkan kejadian kepada pihak pemerintah setempat. " Kedua, memisahkan kandang unggas yang anda miliki sebelumnya dengan yang baru selama dua minggu," demikian harapan Komnas anti Flu Burung ini . Ketiga, melaporkan ke pusat kesehatan terdekat jika anda menderita demam seperti gejala flu dan melakukan kontak dengan unggas sakit sebelumnya. Keempat, memasak semua makanan dari unggas dan telur serta mencuci dengan bersih seluruh peralatan dapur dengan baik.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006