Chongqing (ANTARA) - Konsep yang dahulu dianggap sebagai fantasi dari film fiksi ilmiah tentang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk menciptakan kembali penampilan, suara, dan bahkan kepribadian dari seseorang yang telah meninggal, memungkinkan interaksi antara "kehidupan digital" dan keluarga mereka yang berduka, menjadi kenyataan di China.
Menjelang Hari Bersih-Bersih Makam atau Festival Qingming, yang jatuh pada Kamis (4/4) tahun ini, berbagai aktivitas peringatan bagi para donatur organ manusia dan tubuh digelar di taman peringatan donasi organ tubuh manusia Chongqing di Kota Chongqing, China barat daya.
Tahun ini, atas persetujuan keluarga para donatur yang dermawan, orang-orang yang telah meninggal dapat bertemu kembali secara virtual dengan anggota keluarga mereka yang masih hidup melalui layar berukuran besar di taman itu secara gratis, sebagai bagian dari sebuah peringatan khusus.
Bagi Huang Jingya, putri seorang donatur lokal bernama Diao Panya, Festival Qingming mendatang membawa kehangatan dan ketenteraman berkat teknologi modern ini.
Pusat pengelolaan donasi organ di Chongqing dan Fushouyuan International Group bekerja sama untuk mengadopsi teknologi AI guna menciptakan kembali citra Diao di dunia digital khusus untuk putrinya. Saat melihat "wajah" ibunya yang begitu hidup dan mendengar bisikan lembutnya, Huang tak bisa menahan air matanya.
Diao Panya mendonasikan ginjal dan hatinya setelah dia meninggal pada 7 Juni 2023 di usia 48 tahun. Organ tersebut kemudian digunakan untuk menyelamatkan nyawa tiga pasien. Sayangnya, Diao meninggal secara mendadak, sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada anggota keluarganya.
"Terkadang, perpisahan datang terlalu cepat atau terlalu terlambat bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal," kata Jin Leiyi, Wakil Presiden Fushouyuan International Group sekaligus manajer umum untuk cabang regional barat dari perusahaan itu.
Pada Desember lalu, perusahaan tersebut meluncurkan layanan peringatan AI di enam daerah setingkat provinsi, yakni Shanghai, Chongqing, Jiangsu, Liaoning, Henan, dan Jiangxi, yang memungkinkan pihak keluarga untuk melihat "kehidupan digital" dari orang-orang terkasih mereka yang sudah meninggal, menawarkan pelipur lara bagi hati mereka yang berduka, menurut perusahaan itu.
Atas persetujuan dari keluarga mereka, dengan mengintegrasikan mahadata dan informasi terkait dari orang-orang yang sudah meninggal berdasarkan keinginan dan kenangan para kerabat dan teman mereka, replika digital dari orang yang sudah meninggal dapat dibuat dan hanya tersedia untuk anggota keluarga.
Praktik ini dapat memuaskan keinginan beberapa anggota keluarga untuk "berbicara" dengan orang-orang terkasih mereka sekali lagi, dan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi aula peringatan daring (online) terkustomisasi untuk menjaga kenangan umum mereka tentang orang-orang yang sudah meninggal dengan lebih baik.
"Kepergiannya yang tiba-tiba dari dunia ini meninggalkan penyesalan abadi bagi kami. Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk kembali bertemu ibu saya dengan cara seperti ini," ujar Huang.
Aplikasi AI baru ini menggabungkan konten yang dihasilkan AI (AI-generated content/AIGC) dan teknologi realitas virtual, yang akan terus memajukan dan mengoptimalkan berbagai modul teknis seperti pembuatan karakter, ekspresi, tampilan sintetis, pengenalan dan persepsi, serta realitas virtual.
Di masa depan, citra digital dari orang-orang yang sudah meninggal bahkan dapat "berpartisipasi" dalam aktivitas peringatan, yang diharapkan dapat membantu anggota keluarga mereka untuk dapat menjalani kehidupan di dunia nyata dengan lebih baik, imbuh perusahaan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024