Kami lakukan ini sebelum libur panjang Lebaran
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara mengasapi (fogging) sejumlah sekolah dan pemukiman untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) menjelang Lebaran.
"Hari ini ada 13 sekolah dan sebelumnya ada SD 06 serta SMP 270 serta pemukiman warga yang di fogging pada Selasa (2/4)," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan fogging ini bertujuan membunuh nyamuk dewasa di sekitar sekolah dan pemukiman warga agar mengurangi potensi gigitan nyamuk.
"Kami lakukan ini sebelum libur panjang Lebaran sehingga tidak ada lagi gigitan nyamuk penyebab DBD," kata dia.
Selain itu dirinya menekankan pentingnya melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara konsisten dan berkualitas.
Mulai dari juru pemantau jentik (jumantik) sekolah dan kader diberikan kembali edukasi serta motivasi untuk rutin melakukan pemantauan.
Puskesmas bersama kelurahan,RT dan RW juga rutin melakukan monitor pelaksanaan PSN 3 M plus di lingkungan sekolah sehingga membuat ruang nyamuk berkembang biak jadi terbatas.
Ia menjelaskan 3 M adalah menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Sementara itu, plus adalah menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.
Kemudian memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, melakukan gotong royong lingkungan dan lainnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan petugas puskesmas dan kader untuk meningkatkan kualitas pemberantasan sarang nyamuk di tujuh tatanan yakni rumah tangga, institusi pendidikan.
Kemudian perkantoran, tempat umum, tempat penjualan makanan, fasilitas olah raga dan fasilitas kesehatan.
Lysbeth menambahkan pihaknya juga melakukan pengawasan kegiatan penyelidikan epidemiologi pada kasus DBD yang dilaporkan dengan batasan waktu 2 x 24 jam
Aktivitasnya adalah melakukan penyelidikan epidemiologi di sekitar rumah orang yang terjangkit penyakit tersebut dan mencari jentik nyamuk dan dilakukan penyemprotan.
"Kami juga memantau kesehatan pasien dan menjamin akses terhadap pengobatan dengan meningkatkan kapasitas petugas puskesmas, Unit Gawat Darurat RSUD dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan DBD ini," kata dia.
Baca juga: Warga Jakarta Barat diminta kerja bakti untuk cegah DBD
Baca juga: Jakarta Utara gelar Grebek Kampung cegah DBD
Baca juga: DBD, sudah ada korban meninggal dunia di Jakarta Selatan
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024