Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi melontarkan abu vulkanik pada Kamis pagi, bahkan tercatat sudah tiga kali erupsi dalam kurun waktu tiga jam hingga pukul 12.00 WIB.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 05.07 WIB, kemudian erupsi kedua terjadi pukul 07.14 WIB dan ketiga kembali erupsi pada pukul 08.31 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Kamis, 04 April 2024, pukul 08.31 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut dan erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 98 detik.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lontarkan abu vulkanik setinggi 600 meter
Sebelumnya juga terjadi erupsi Gunung Semeru pukul 07.14 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 95 detik.
Sedangkan pukul 05.07 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga PVMBG memberikan rekomendasi bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Badan Geologi paparkan kondisi Gunung Semeru usai erupsi awan panas
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024