Oleh karena itu pemuda saat ini diminta untuk mencontoh dan memiliki jiwa kepahlawanan maritim. Para pahlawan maritim tak butuh pengakuan tapi berjuang dengan tulus untuk kemajuan bangsa dan negara,"Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) mencatat begitu banyak pejuang yang sudah mengorbankan dirinya di laut, meskipun hanya sedikit dari mereka yang tercatat dalam buku-buku sejarah.
"Oleh karena itu pemuda saat ini diminta untuk mencontoh dan memiliki jiwa kepahlawanan maritim. Para pahlawan maritim tak butuh pengakuan tapi berjuang dengan tulus untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Direktur Eksekutif IMI Y Paonganan dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, kepahlawanan para pejuang maritim telah memberi kontribusi bagi bangsa, sehingga saatnya para pemuda meneruskannya dengan menyebarkan visi dengan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh dan berdaulat.
Paonganan menegaskan, tidak banyak pahlawan-pahlawan maritim, mungkin nama Kapten Laut Markadi yang berjuang dengan sandi Pasukan-M tidak banyak dikenal atau diketahui oleh anak-anak muda.
Padahal, katanya, perjuangan Markadi, pahlawan yang telah mengekspresikan nilai-nilai penting seorang pemimpin sejati. "Kapten Laut Markadi sosok pahlawan sesungguhnya," ujarnya.
Paonganan menambahkan, ada sosok lain dari Cirebon, yaitu Kapten (Anumerta) Samadikun. Peristiwa pertempuran laut di Cirebon terjadi pada 5 januari 1947 antara Kapal Gajah Mada melawan kapal Belanda HR MS Kortenaer membuktikan bahwa Samadikun merupakan sosok pahlawan maritim yang patut masuk buku sejarah.
"Tidak hanya itu, ada sosok lain juga yang layak disebut pahlawan maritim, diantarnya nama besar, Yos Sudarso, Ir Djuanda dan lainnya," katanya.
IMI mendesak agar pemerintah kembali mendata tokoh-tokoh yang berjuang untuk kemerdekaan dengan persenjataan seadanya, tapi mampu mengahalau pasukan tempur penjajah yang terbilang kuat.
"Banyak para pejuang maritim, tidak hanya yang berjuang memakai senjata. Tapi melalui pemikiran yang cerdas sehingga Indonesia diakui sebagai negara dengan luas wilayah lautnya saat ini," tandasnya. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013