Alamnya bagus, cantik dan bawah lautnya adalah salah satu yang terbaik. Koralnya bikin warna lautnya biru muda. Dan satu hal yang penting adalah ukuran pulau yang kecil banget"

Jakarta (ANTARA News) - Kaka "Slank" mengklaim hingga kini telah 18 ribu orang mendukung kapanye menyelamatkan Pulau Bangka, Minahasa Utara, Sulawesi Utara melalui petisi "Save Bangka Island."

"Angka itu bisa bertambah bahkan hingga 100 ribu. Kita perlu menyelamatkan Pulau Bangka dari eksploitasi pertambangan," kata vokalis band Slank itu di Kawasan Cikini, Jakarta, Minggu.

Menurut Kaka, pulau yang namanya mirip dengan salah satu wilayah di Bangka-Belitung itu perlu diselamatkan segera dan dihindarkan dari rencana ekspolitasi bijih besi oleh sebuah perusahaan tambang.

"Alamnya bagus, cantik dan bawah lautnya adalah salah satu yang terbaik. Koralnya bikin warna lautnya biru muda. Dan satu hal yang penting adalah ukuran pulau yang kecil banget. Sesuai peraturannya, pulau yang dibawah 200.000 hektar tidak boleh diekspolitasi."

Dia menilai eksploitasi oleh perusahaan tambang tersebut jelas ilegal karena menyalagu aturan tersebut.

Petisi "Save Bangka Island" adalah gerakan penyelamatan pulau di Sulawesi Utara yang diprakarsai Kaka "Slank".

Salah satu jalur pengumpulan aspirasi masyarakat dibuka melalui laman www.change.org/savebangkaisland.

Melalui dukungan petisi online di change.org itu Kaka ingin memperluas gerakan penyelamatan pulau kecil itu kepada publik. Petisi juga dilakukan secara offline.

Sementara itu, Kepala Departemen Jaringan dan Pengembangan Sumber Daya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Khalisah Khalid mengatakan rencana pembukaan pertambangan di Pulau Bangka membahayakan ekosistem dan merugikan warga sekitar.

"Kajian dampak lingkungan di sana masih kurang apalagi eksploitasi di sana justru akan membahayakan karena pulaunya kecil. Berdasarkan pengakuan warga sekitar, mereka merasa sudah mampu dan mandiri sehingga alasan pembukaan pertambangan bagi kesejahteraan warga sekitar tidak tepat," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013