Bagi kami hak nuklir adalah garis merah yang tidak dapat dilanggar"
Dubai (ANTARA News) - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan"hak Tehran untuk pengayaan uranium" adalah harga mati yang tidak bisa dinegosiasikan, demikian media setempat seperti dikutip Reuters.
Rouhani juga menyatakan Republik Islam Iran telah bertindak rasional dan bijaksana dalam perundingan nuklir dengan sejumlah negara.
"Kami telah menegaskan selama perundingan bahwa Iran tidak akan terpengaruh oleh setiap ancaman, sanksi, dan diskriminasi. Negara ini tidak akan tunduk pada ancaman dari pemerintah negara lain," kata dia saat berpidato di depan Majelis Nasional sebagaimana dikutip Kantor Berita ISNA.
"Bagi kami hak nuklir adalah garis merah yang tidak dapat dilanggar. Kepentingan nasional adalah harga mati yang di dalamnya termasuk pengayaan uranium di bawah kerangka kerja aturan internasional," kata dia.
Kemarin, Iran dan enam negara besar -Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Rusia, China dan Inggris- gagal mencapai kesepakatan untuk menghentikan sementara program nuklir Tehran.
Namun kedua belah pihak menyatakan perbedaan pandangan telah dipersempit dan sepakat melanjutkan kembali perundingan pada 10 hari ke depan untuk mengakhiri sengketa yang telah berlangsung selama puluhan tahun tersebut.
Rouhani, yang terpilih sebagai presiden Juni lalu, adalah arsitek diplomasi Iran yang berusaha mempengaruhi negara besar untuk mencabut sejumlah sanksi ekonomi yang memukul sektor perbankan dan minyak Iran.
Tim diplomasi Iran saat ini sedang mendorong kesepakatan kerangka kerja untuk menyelesaikan kecurigaan Amerika Serikat bahwa Tehran sedang mengembangkan persenjataan nuklir.
Iran sendiri telah berulangkali menyatakan bahwa aktivitas nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai dan siap melakukan langkah-langkah yang diperlukan jika Barat "mengakui hak" mengembangkan teknologi atom dan mencabut sebagian sanksi ekonomi.
Pewarta: GNC Aryani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013