Tadi sore Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan telah menyetujui usulan agar Pak Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional"

Purworejo (ANTARA News) - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo menyebutkan pemerintah telah menyetujui usul agar Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo menjadi pahlawan nasional dan akan ditetapkan pada 2014.

"Tadi sore Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan telah menyetujui usulan agar Pak Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional," kata Pramono yang adalah anak kelima dari Sarwo Edhie di Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu malam.

Pramono mengatakan, sesuai ketentuan, setelah disetujui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan pada tahun ini, pemberian gelar pahlawan nasional akan ditetapkan tahun berikutnya yakni 2014.

Bupati Purworejo Mahsun Zain menilai usul penetapan Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional telah mempertimbangkan aspirasi berbagai lapisan masyarakat.

Usulan itu diteruskan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, lalu masuk pertimbangan pemerintah pusat dan akhirnya disetujui.

Bupati mengatakan, usulan itu adalah cermin bahwa masyarakat Purworejo tidak melupakan jasa pahlawannya, sekaligus upaya untuk menghargai sejarah.

Menurut Mahsun, Kabupaten Purworejo telah lama dikenal sebagai wilayah yang telah melahirkan banyak jenderal dan pahlawan nasional seperti tokoh militer Jenderal (Purn) Urip Sumihardjo, dan Jenderal (Purn) Achmad Yani.

Baik Pramono maupun Mahsun tidak menjelaskan peran khusus Sarwo Edhie sehingga diusulkan sebagai pahlawan nasional.

Salah satu warga yang menghadiri haul, Achmad Sahlan (64), mengatakan sosok prajurit dari mendiang Sarwo Edhie cukup dikenang di kalangan masyarakat Purworejo.

"Kepahlawanannya terlihat saat dia ditugasi negara untuk menumpas Gerakan 30 S PKI," ujar dia.

Sarwo Edhie, sebagai Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD adalah tokoh militer yang memimpin penumpasan pemberontak komunis G30S/PKI.

Ayahanda Ibu Negara Kristiani Yudhoyono ini juga pernah menjadi Kepala BP-7 Pusat, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, serta Gubernur AKABRI.

Sarwo wafat pada 9 November 1989 dalam usia 64 tahun.

Pewarta: Indra Arief
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013