Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar pameran yang menyoroti kontribusi signifikan Ukraina terhadap kemajuan global melalui 50 penemuan inovatif bidang teknologi, kedokteran, pertanian hingga luar angkasa.
“Saya tidak mengatakan bahwa saya lebih suka Ukraina dikaitkan hanya semata-mata dengan perang karena semoga perang akan segera berakhir, tapi saya ingin masyarakat Indonesia bisa belajar lebih banyak tentang Ukraina karena dari sisi kemanusiaan, Ukraina adalah negara orang-orang kreatif,” kata Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin kepada ANTARA di Kantor FPCI, Jakarta, Rabu.
Pameran 50 penemuan terbesar Ukraina itu disebut Hamianin bukan sebatas memperkenalkan Ukraina kepada masyarakat Indonesia, namun sebagai jembatan diplomasi yang menunjukkan dari sisi kemanusiaan bahwa Ukraina adalah negara orang-orang kreatif.
Ia ingin masyarakat Indonesia bisa mengetahui sesuatu yang menarik Indonesia termasuk salah satunya WhatsApp yang ditemukan di Ukraina.
“Mungkin Anda bisa memeriksanya bahwa WhatsApp ditemukan oleh Ukraina dan juga juga pesawat terbesar di dunia dibuat, dirancang dan dibangun oleh kecepatan Ukraina. Kami mungkin memang tidak tahu banyak, namun diplomasi adalah tentang menemukan cara untuk menjadi lebih cerdas dan menjadi lebih ensiklopedis,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hamianin menyampaikan bahwa terlalu banyak penderitaan dan kesedihan di dunia saat ini dan itu terjadi karena manusia tidak belajar dengan baik tentang cara melindungi diri dari agresi melawan intoleransi, melawan kebrutalan dan kekejaman terhadap sejenisnya.
Akibatnya muncul xenofobia dan kebiasaan untuk tidak menerima budaya orang lain karena masyarakat masih belum siap untuk menemukan formula unik dan universal untuk melindungi diri dari intoleransi dan xenofobia yang berujung pada konflik dan perang.
“Semakin banyak orang mengenal satu sama lain, semakin banyak orang belajar tentang manusia lain yang tinggal di tempat berbeda, iklim berbeda, dan warna kulit berbeda. Semakin banyak mereka belajar, semakin mereka menjadi toleran. Dan semakin mereka mampu membangun jembatan, bukan senjata,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua FPCI Dino Patti Djalal menuturkan bahwa memang benar Ukraina lebih dikenal sebagai negara perang bagi masyarakat Indonesia, termasuk oleh dirinya yang pernah menjadi duta besar.
Padahal sebenarnya Ukraina banyak menemukan inovasi di berbagai bidang mulai dari helikopter yang diterbangkan pertama kalinya di dunia, mesin jet, GPS, nano teknologi, cloud computing, X-ray untuk medis, hingga hard disk.
Pameran itu, disebutnya, juga menciptakan keterkaitan antara Indonesia dan Ukraina karena banyak barang sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat Indonesia ditemukan di Ukraina.
“Kita ingin memperkenalkan sisi lain dari bangsa Ukraina karena Ukraina dikenal sebagai bangsa yang dikecam hukum perang dan mereka sedang berjuang mempertahanka kedaulatannya tapi ada sisi lain yaitu bangsa yang sangat kreatif, inovatif dan penuh dengan invasi yang bermanfaat untuk dunia,” ucap dia.
Baca juga: Kedubes empat negara resmikan pameran seni Ukraina di Jakarta
Baca juga: Ukraina berharap Indonesia bantu rekonstruksi pascaperang
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina beri pelajaran pentingnya kemandirian energi
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024