Jakarta (ANTARA News) - Tokoh PDIP yang juga suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada masalah antara PDIP dan juga Megawati dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono."Bahwa kami menjadi oposisi itu adalah bagian dari proses pembelajaran. Bagaimana jika dalam sebuah pemerintahan itu ada oposisi," kata Taufik didampingi Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamuddin di sela-sela jumpa pers HUT TP Sriwijaya di Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Sabtu.Taufik menjelaskan bahwa kalaupun ada kritik --karena berada pada posisi yang berseberangan dengan pemerintah-- kerangkanya tetap jelas yaitu kritik yang membangun. Bukan mencari-cari kesalahan.Taufik meyakinkan bahwa jika partai lain tidak mendukung presiden, maka PDIP akan tampil mendukung penuh pemerintahan yang dipimpin Yudhoyono. "Satu hal yang harus diingat, jika ada partai lain tidak mendukung, kami akan dukung secara full presiden," kata Taufik.Taufik Kiemas kembali menegaskan bahwa Megawati sama sekali tidak ada persoalan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Jadi apa yang mau direkonsiliasi, karena memang tidak ada persoalan," katanya. Pemerintahan yang dipimpin Yudhoyono, kata Taufik, sejatinya harus dijaga sampai 2009. Saat ini muncul upaya mempertemukan Yudhoyono dengan Megawati. Upaya itu antara lain dalam acara peletakan batu pertama Museum Persada Bung Karno di Bengkulu pada 24 Agustus 2006. Wacana ini telah bergulir menjadi isu nasional dan mendapat tanggapan banyak kalangan. Fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga suami Megawati, Taufik Kiemas merasa perlu meluruskan beberapa hal berkaitan dengan wacana pertemuan tersebut. Selama ini tidak ada persoalan antara Megawati dan Yudhoyono. Pada saat itu 24 Agustus Presiden ke Bengkulu meresmikan PLTA Musi. Sekaligus melakukan peletakan batu pertama pembangunan museum Persada Bung Karno dan Persada Fatmawati. Pada masa penjajahan Belanda, Bung Karno sempat diasingkan ke Bengkulu. Ketika itu proklamator RI tersebut mengenal Ibu Fatmawati. Dalam acara ini seluruh keluarga besar Bung Karno diundang dan telah menyatakan akan hadir. Pertemuan dua tokoh bangsa ini dinilai tepat oleh pengamat, bahkan pengamat politik dari CSIS menilai sebagai sesuatu yang amat bagus bagi perkembangan bangsa ini ke depan. Pengamat politik asal CSIS Indra J Piliang mengatakan pertemuan itu sangat diharapkan rakyat. Pertemuan kedua tokoh itu akan mendapat dampak positif.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006