Revisi DNI tetap mempertimbangkan `national interest` karena industri strategis tetap dilindungi sesuai sosio ekonomi. Jadi di DNI ini ada isu `ownership`, asing boleh tapi tetap ada persyaratannya,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) merupakan salah satu upaya pemerintah menjaga agar modal asing tidak lari bila kondisi eksternal bermasalah, sekaligus untuk meningkatkan investasi.

"Revisi DNI tetap mempertimbangkan national interest karena industri strategis tetap dilindungi sesuai sosio ekonomi. Jadi di DNI ini ada isu ownership, asing boleh tapi tetap ada persyaratannya," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Chatib menjelaskan meskipun ada kepemilikan asing dalam sektor industri tertentu, namun kondisi tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan transfer teknologi untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

"Ada aturan untuk mengarahkan national interest, misal ada research and development dan training di sini, kemudian lokasinya di luar Jawa agar daerah luar Jawa juga berkembang, itu sedang dipikirkan oleh BKPM," katanya.

Chatib memastikan pemerintah memilih untuk mengundang investasi asing ke Indonesia, dibandingkan melakukan impor, sebagai upaya menjaga neraca transaksi berjalan yang diperkirakan masih defisit hingga akhir 2014.

"Kalau impor anda tidak perlu susah-susah, dan mungkin barangnya lebih murah, tapi defisit neraca transaksi berjalan akan naik. Dengan adanya arus investasi asing langsung atau FDI, maka capital account lebih aman dan isu neraca pembayaran bisa diatasi," ujarnya.

Chatib mengatakan adanya kemungkinan perginya laba milik investor asing yang kembali ke negara asal perusahaan tersebut dengan adanya kebijakan revisi DNI, namun pemerintah sedang menyiapkan paket kebijakan untuk menahan repatriasi tetap berada di Indonesia.

"Nanti ada aturan yang dibuat agar repatriasi tinggal, ini bagian dari second round package yang sedang disiapkan pemerintah, bulan ini atau bulan depan," katanya.

Chatib menambahkan dengan upaya tersebut, maka pemerintah dapat berharap nilai investasi meningkat dan angka impor makin berkurang, namun resikonya pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat hingga akhir 2014.

"Kita tidak akan punya pertumbuhan tinggi sampai akhir 2014, tapi pemerintahan berikut bisa bahagia karena fundamental ekonomi membaik," ucapnya.

DNI merupakan daftar yang mengatur mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang terbuka untuk penanaman modal dan bidang-bidang usaha apa saja yang tertutup bagi penanaman modal.(*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013