Beirut (ANTARA News) - Serangan komando Israel terhadap pejuang Hizbullah jauh di dalam wilayah Lebanon, Sabtu adalah satu pelanggaran terang-terangan gencatan senjata PBB antara kedua pihak yang berperang, kata PM Lebanon Fouad Siniora.
"Itu adalah satu pelanggaran terang-terangan penghentian permusuhan yang diumumkan oleh Dewan Keamanan PBB," kata Siniora kepada wartawan.
Ia mengatakan ia memprotes insiden itu kepada utusan-utusan PBB yang mengunjungi Lebanon yang akan membicarakan masalah itu dengan Sekjen PBB Kofi Annan.
Ketua parlemen Nabih Berri, sskutu utama Hisbullah dalam pemerintah, mengatakan ia juga mengajukan masalah itu pada utusan-utusan PBB itu.
"Jika Lebanon melancarkan tindakan serupa, apakah Dewan Keamanan tidak akan mengenakan sanksi-sanksi tegas terhadapnya?" tanya Berri, dan menambahkan ia menganggap serangan itu sebagai satu usaha Israel untuk memprovokasi Hizbullah melakukan pembalasan dan menggagalkan penggelaran tentara Lebanon di Lebanon selatan.
"Saya yakin bahwa pejuang (Hizbullah) cukup sadar dan dapat menahan diri untuk tidak melakukan serangan balasan," katanya.
Tiga pejuang Hizbullah tewas dalam baku tembak dengan satuan komando Israel yang masuj jauh ke dalam wilayah Lebanon timur, Sabtu pagi, kata sumber-sumber keamanan Lebanon.
Mereka mengatakan pasukan komando Israel dalam dua kendaraan sedang dalam perjalanan mereka untuk menyerang sebuah kantor pejabat senior Hizbullah Sheikh Mohammed Yazbek di desa Bodai ketika mereka dipergoki dan diserang oleh para pejuang Hizbullah.
Sumber-sumber itu mengatakan enam tentara Israel cedera sebelum mundur dari desa itu dengan perlindungan serangan udara.
Sumber-sumber keamanan Israel mengkonfirmasikan bahwa tentara Israel melancarkan satu serangan di Lebanon, kata radio Israel, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006