Pemimpin yang diharapkan bangsa Indonesia tidak perlu berwacana dengan bahasa yang sulit dimengerti rakyat, tapi lebih baik berkomunikasi dengan bahasa sederhana dan bertindak konkret melaksanakan program-program prorakyat,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan pemimpin nasional yang diharapkan bangsa Indonesia adalah figur yang tidak hanya berwacana tapi bertindak konkret untuk membangun bangsa dan negara.

"Pemimpin yang diharapkan bangsa Indonesia tidak perlu berwacana dengan bahasa yang sulit dimengerti rakyat, tapi lebih baik berkomunikasi dengan bahasa sederhana dan bertindak konkret melaksanakan program-program prorakyat," kata Gusti Kanjeng Ratu Hemas pada diskusi "DPD RI Menyapa: Figur Pemimpin dan Indonesia Pasca 2014" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Pakar Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin dan Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat The President Center Didied Maheswara.

Menurut Ratu Hemas, pemimpin ideal yang diharapkan masyarakat adalah pemimpin yang tahu persoalan bangsa dan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, cerdas, dan sejahtera.

"Saat ini banyak orang ingin menjadi pemimpin, tapi harus dicermati apakah benar-benar sesuai dengan harapan masyarakat," katanya.

Anggota DPD RI dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjelaskan ada dua bentuk kelahiran calon pemimpin nasional, yakni berproses secara alami melalui aktivitas di organisasi serta melakukan pencitraan di media massa.

Menurut Hemas, pemimpin ideal yang diharapkan masyarakat tidak cukup hanya populer tapi harus memiliki sikap prorakyat dan bertindak konkret.

"Masyarakat perlu mencermati rekam jejak seorang calon pemimpin, apakah berproses secara alami atau populer oleh media massa," katanya.(*)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013