Sidoarjo (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Din Sjamsudin mengharapkan, agar Muhammadiyah mampu melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang bisa membangkitkan kekuatan ekonomi yang pada akhirnya bisa membawa kejayaan bangsa. "Saya mengharapkan di Jawa Timur lahir Bisri-Bisri baru (pengusaha real estat) yang mempunyai kontribusi dalam berdakwah dan membangun sikap kewirausahaan," ujar Din ketika menghadiri ulang tahun ke-70 pengusaha dari Muhammadiyah, H Bisri Ilyas di Perumahan Rewin, Waru, Sidoarjo, Jatim, Sabtu. Ulang tahun Developer PT Gresik Kota Baru tersebut, dihadiri sejumlah tokoh dari berbagai kalangan seperti mantan Ketua MPR RI, Prof Dr Amien Rais, Rektor Unair, Prof Dr Fasichul Lisan Apt, Ketua DPW PAN Jatim, Drs Suyoto MSi, Ketua PBB Jatim, H Tamat Anshori Ismail, Pimpinan Pesantren Maskumambang, KH Najih Ahyat. Pada kesempatan tersebut, Bisri juga testimony tentang perjalanan hidupnya dan menyampaikan wakaf enam hektar tanahnya yang berada di Bungah, Wringin Anom, Manyar, Driyorejo, Gresik untuk pembangunan sekolah-sekolah perguruan dan masjid-masjid Muhammadiyah. Din Sjamsudin mengatakan, tidak semua orang bisa mencapai usia 70 tahun dan bisa mewakafkan sebagian harta bendanya untuk kepentingan umat. "Semoga Pak Bisri panjang umurnya dan semoga semua yang diwakafkan bisa bermanfaat bagi kepentingan umat," tuturnya. Bisri sendiri merasa kaget kalau pemberian wakafnya dihadiri banyak undangan, namun Din mengatakan, tidak apa-apa kalau ada niat baik kemudian diberitahukan kepada kalayak. "Tujuannya bukan untuk pamer, namun memberikan teladan kepada masyarakat," tutur Din. Pada kesempatan tersebut, sejumlah tokoh didaulat untuk memberikan testimony terhadap Bisri Ilyas. Mereka adalah Amien Rais, Fasicul Lisan dan KH Najih Ahyat Fasichul Lisan menuturkan, banyak orang yang mencari uang di Muhammadiyah, namun Bisri Ilyas justru menyerahkan harta bendanya untuk kepentingan Muhammadiyah. "Pak Bisri tidak hanya mewakafkan, namun juga membantu sampai pembangunannya selesai, tak hanya di Muhammadiyah juga di PTDI (Perguruan Tinggi Dakwah Islam)," ungkapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006