Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan kenaikan jumlah gempa kemungkinan akibat pergerakan magma menuju kedalaman yang lebih dangkal.
"Terdeteksi gejala kenaikan aktivitas vulkanik yang berkaitan dengan proses migrasi magma dangkal," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: PVMBG deteksi pergerakan magma dangkal di Gunung Awu
Baca juga: PVMBG catat peningkatan aktivitas gempa di Gunung Awu
Energi gempa mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik Real-Time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) yang meningkat.
Pada Maret 2024, jumlah gempa tremor non harmonik tercatat sebanyak 5 kali dengan lama gempa 40 sampai 95 detik. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan gempa-gempa permukaan.
"Berdasarkan pemantauan visual dan instrumental hingga 2 April 2024, kami menyatakan tingkat aktivitas Gunung Awu masih berada pada level II atau waspada," kata Wafid.
Gunung Awu menyimpan potensi bahaya berupa erupsi magmatik eksplosif menghasilkan lontaran material pijar dan aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.
Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.
Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api, seperti CO, CO2, H2S, N2 dan CH4. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.
Badan Geologi meminta masyarakat untuk mewaspadai bahaya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Awu pada musim penghujan.
Masyarakat juga diimbau agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius tiga kilometer dari kawah puncak Gunung Awu terkait potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba-tiba, tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas.
Baca juga: PVMBG imbau warga patuhi radius bahaya Gunung Awu
Baca juga: Warga Kepulauan Sangihe diajak patuhi radius bahaya Gunung Awu
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024