Roskilde, Denmark, (ANTARA/PRNewswire) - Sebagai momen penting dalam perkembangan industri pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), Shanghai Electric Wind Power Group, anak usaha Shanghai Electric (SEHK:2727, SSE:601727), perusahaan yang bergerak di segmen peralatan energi bersih, baru saja memperingati hari jadi European Innovation Center ("Fasilitas") kelima di Rosklide, Denmark.


Di ajang "5th International Symposium on Leading Edge Erosion of Wind Turbine Blades" yang digelar Technical University of Denmark baru -baru ini, Koji Fukami, Senior Blade Design Expert, mempresentasikan risetnya berjudul "Engineering Estimation of Severe Leading Edge Roughness Effect". Riset ini, berkolaborasi dengan European Innovation Center, memperkenalkan pendekatan baru untuk memperkirakan dampak dari tingkat kekasaran (roughness) sisi samping bilah turbin PLTB di wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi, baik di lokasi lepas pantai dan daratan.


"Kita harus memfasilitasi kalangan akademisi dan industri PLTB guna mencari metode yang lebih praktis, hemat waktu, dan hemat biaya dalam mengevaluasi dan mengoptimalkan desain bilah PLTB di tengah medan yang berat," jelas Koji Fukami.


Bilah turbin PLTB berperan besar dalam efektivitas PLTB menghasilkan listrik, sedangkan integritasnya berpengaruh langsung terhadap produktivitas sistem. Erosi, khususnya dari tenaga angin, merupakan isu yang kerap dihadapi. Bahkan, pelaku industri menilai erosi akibat hujan sebagai penyebab utama di balik kerusakan sisi samping bilah PLTB.


Bilah PLTB berkapasitas megawatt beroperasi dengan kecepatan maksimum di atas 90m/s. Akibatnya, curah hujan yang menghantam bilah PLTB memiliki efek seperti peluru yang memiliki daya rusak tinggi. Dampak yang repetitif ini menyebabkan keusangan, terutama setelah zat pelapis terkupas setelah terus terkena hujan. Sementara, daya lateral yang bersifat merusak akhirnya mengupas lapisan pelindung sehingga menghancurkan seluruh struktur pelindung pada sisi samping bilah PLTB.


Ketika mendesain bilah dan airfoil PLTB yang akan digunakan, pengaruh kondisi alam yang berat harus dipertimbangkan untuk menghasilkan kinerja terbaik. Pendekatan baru ini memfasilitasi simulasi akurat untuk desain bilah PLTB dengan proses komputasi yang lebih sedikit. Hasilnya, fase desain menjadi lebih cepat, hemat biaya, dan fungsional. Metode pembuatan model yang canggih ini berperan penting dalam menghasilkan bilah turbin PLTB yang tangguh dan reliabel, terutama di tengah tantangan iklim yang semakin ekstrem.


Metode tersebut menggunakan konsep dari unsteady aerodynamics untuk mengoptimalkan desain airfoil, serta memanfaatkan hasil simulasi yang mencerminkan kondisi riil di lapangan. Penyelarasan antara data simulasi dari metode ini dan data eksperimen yang diterbitkan University of Illinois mengindikasikan keterkaitan antara kedua rangkaian temuan tersebut.


Pada November mendatang, European Innovation Center akan kembali berkolaborasi dengan Technical University of Denmark dalam eksperimen wind tunnel untuk menguji kinerja desain airfoil yang baru, serta mengevaluasi metode simulasi yang baru.


European Innovation Center, berdiri pada Maret 2019, mengandalkan keunggulan strategi Denmark di sektor PLTB, mulai dari teknologi turbin PLTB, pertumbuhan sektor, keahlian aplikasi, serta standar lingkungan yang diperlukan untuk instalasi PLTB. Pendekatan ini menarik minat tim insinyur terkemuka untuk mengunjungi European Innovation Center.


Dengan cepat beralih dari usaha rintisan yang hanya memiliki satu kantor, dan menjadi pusat inovasi yang didukung banyak karyawan, European Innovation Center telah mencapai kesuksesan dalam berbagai proyek inovasi teknologi, serta memiliki berbagai hak paten. Perkembangan ini terus diterapkan untuk mempercepat kemajuan dari sisi algoritma sistem kendali, analisis beban, desain bilah PLTB, serta optimalisasi PLTB.


Inforamasi lebih lanjut tersedia di https://www.shanghai-electric.com/listed_en/windpower/.



Related stocks: HongKong:2727 OTC:SIELY Shanghai:601727

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024