Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan bahwa Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,37 persen pada Maret 2024 yang salah satunya dipicu kenaikan harga beras.
"DKI Jakarta mengalami inflasi bulanan atau 'month to month' sebesar 0,37 persen, sementara inflasi tahun kalender Maret terhadap Desember sebesar 0,63 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun media sosial BPS DKI Jakarta, Selasa.
Dwi menjelaskan bahwa tingkat inflasi Jakarta pada Maret 2024 lebih rendah dibandingkan Februari 2024 sebesar 0,45 persen. Namun sedikit lebih tinggi dibandingkan Maret 2023 sebesar 0,36 persen.
Kelompok penyumbang inflasi pada Maret 2024 adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,33 persen.
Dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, komoditas utama penyumbang inflasi antara lain beras yang mengalami peningkatan sebesar 3,2 persen, daging ayam ras sebesar 4,76 persen dan telur ayam ras sebesar 8,56 persen.
Baca juga: Pemprov DKI rutin cek stok dan harga pangan untuk kendalikan inflasi
Baca juga: KPKP DKI prediksi kebutuhan beras naik 3,53 persen selama Ramadhan
Jika dilihat secara tahunan, inflasi Jakarta pada Maret 2024 mencapai 2,18 persen. Tingkat inflasi tahunan Jakarta pada Maret 2024 sedikit lebih tinggi dibandingkan Februari 2024, namun jauh lebih rendah jika dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 4 persen.
Adapun penyumbang inflasi tahunan pada Maret 2024 berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami kenaikan 7,17 persen.
Komoditas utama yang menyumbang inflasi tahunan pada Maret 2024 adalah beras yang mengalami inflasi 20,07 persen; daging ayam ras sebesar 12,87 persen dan cabai merah 41,7 persen.
BPS DKI Jakarta mencatat komoditas beras pada Maret 2024 masih mengalami inflasi sebesar 3,2 persen, namun lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2024 sebesar 6,54 persen.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024