PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu (6/11) menyeru masyarakat internasional agar melindungi lingkungan hidup pada masa konflik bersenjata.
Sekertaris Jenderal PBB itu juga mengatakan pengelolaan kuat sumber daya alam dapat membantu mencegah konflik dan memberi sumbangan bagi perdamaian jangka panjang.
Di dalam pesan saat memperingati hari Internasional bagi Pencegahan Eksploitasi Lingkungan Hidup dalam Perang dan Konflik Bersenjata, yang jatuh pada 6 November, Ban mengatakan, "Sumber daya alam seperti hutan, margasatwa, sumber air dan lahan pertanian terus dieksploitasi dan kualitasnya merosot selama konflik bersenjata, sehingga mengancam keamanan dan perdamaian jangka panjang."
Hari Internasional tersebut, yang dibentuk oleh Sidang Majelis Umum PBB 2001, diciptakan untuk menyoroti hubungan lemah antara lingkungan hidup dan konflik regional serta global.
Menurut Ban, di Afrika Timur dan Tengah saat ini, penyelundupan mineral, margasatwa, kayu, arang dan narkotika mendanai berbagai kegiatan tersembunyi dan mendukung jaringan penjahat serta kelompok bersenjata, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Dengan menyebut Somalia sebagai contoh, ia mengatakan diperkirakan perdagangan arang secara tidak sah setiap tahun berjumlah sampai 384 juta dolar AS, yang mengalir ke gerilyawan dan kelompok pelaku teror.
"Memperkuat pengelolaan sumber daya alam dan meningkatkan pemantauan di negara yang dilanda konflik dapat membantu mencegah sumber daya menambah parah konflik, mengarahkan sumber daya yang sangat diperlukan ke arah revitalisasi ekonomi dan memberi sumbangan bagi perdamaian yang lebih tahan lama," kata pemimpin PBB itu.
Kegagalan untuk melindungi dan mengelola sumber daya itu akan menambah parah kerentanan mereka yang tergantung atas semua sumber daya tersebut, terutama orang miskin, katanya.
Ban juga menyoroti pembuangan secara aman senjata era perang tanpa membahayakan lingkungan hidup. Kegiatan itu saat ini dilakukan oleh Organisasi bagi Pelaranan Senjata Kimia (OPCW) di Suriah.
"Pencemaran lingkungan hidup juga meliputi ranjau darat dan bom yang tidak meledak, yang menimbulkan ancaman khusus terhadap perempuan dan anak kecil yang seringkali lebih rentan karena kegiatan sehari-hari mereka," katanya.
(Uu.C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013