Palembang (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengerahkan tim sisir untuk mencari satu korban akibat ledakan kapal jukung di Sungai Musi Palembang, Sumatera Selatan.
"Pencarian satu korban akibat ledakan kapal jukung kami lakukan dengan menyisiri Sungai Musi," kata Kepala Kantor Basarnas Palembang Raymond Konstantin dikonfirmasi, Selasa.
Ia menambahkan pencarian juga berkoordinasi bersama dengan Polairud Kota Palembang dan juga ada dari palang merah Indonesia (PMI) pun melakukan pencarian.
Hingga saat ini titik pencarian masih dilakukan dengan menyebar di sisi Sungai Musi belum diketahui pasti di mana perkiraan korban tersebut berada.
Sebelumnya, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono menjelaskan peristiwa mengenaskan terjadi pada Senin 1 April 2024 malam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) Apung Palembang ketika sebuah kapal jukung yang tengah mengisi bahan bakar minyak (BBM) mengalami ledakan.
Peristiwa ini berawal ketika kapal jukung sedang melakukan pengisian BBM di SPBB Apung pada sore hari Senin. Setelah SPBB tersebut tutup, kapal jukung masih berada di lokasi.
Kapal tersebut membawa empat ABK termasuk Dedi, Krisna, dan Endut. Pukul 20.30 WIB, terdengar ledakan hebat di sekitar perairan SPBB Apung.
"Dari hasil olah tempat kejadian perkara, kita menemukan percikan api dari kayu dan jangkar yang meledak, hingga kayu dan jangkar tersebut terlempar ke SPBB," katanya.
Ia menambahkan titik awal ledakan terjadi di sisi kanan SPBB yang mengalami kerusakan parah. Berdasarkan penelusuran sementara, polisi menyimpulkan bahwa sumber ledakan berada di dekat ujung SPBB.
Percikan api yang mencapai atap SPBB, dapat disimpulkan bahwa ledakan tersebut berasal dari kapal.
Peristiwa tersebut mengakibatkan seorang pengemudi kapal diketahui bernama Askolani tewas. Sementara dua di antaranya kritis yakni Dedi dan Krisna dan satu korban lagi Endut masih dalam pencarian.
"Satu korban lagi yakni Endut hingga kini masih dalam pencarian,"ujarnya.
Baca juga: Basarnas: Pencarian korban kapal terbakar berlanjut
Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024